Setelah menetap di Royal Alcazar di Sevilla, Almohad meruntuhkan bangunan pendahulu mereka dan menciptakan jaringan istana independen untuk menampung kelas-kelas istimewa.
Selepas ditinggalkan oleh pengaruh muslim, Kerajaan Kastilia yang bercorak Kristen telah menguasai Alcazar di Sevilla.
Alfonso X yang bijaksana, raja Kastilia yang menunjukkan kekagumannya pada seni Islam dan bekas singgasananya di Sevilla, tetapi istana yang pernah dihuni Khalifah Almohad itu tidak sepenuhnya cocok untuk cara hidup Raja Kastilia maupun untuk persyaratan istananya.
Baca Juga: Menelisik Asal Nama 'Sumatra' dalam Catatan Penjelajah Barat dan Islam
Baca Juga: Proses Kristenisasi dan Islamisasi Sulawesi Selatan yang Beriringan
Berbeda dengan selera Muslim untuk ruang yang lebih kecil dengan ketinggian sedang, dengan tata ruang seperti labirin yang dirancang untuk privasi yang lebih besar, selera raja-raja Kristen agak berbeda karena mereka lebih menyukai kamar yang lebih tinggi dan lebih luas, dan memilih hierarki yang jelas di berbagai area istana.
Meski kurang cocok, tetap saja, Raja Kerajaan Kastilia sangat menghargai warisan arsitektur Muslim dan memanggil seniman dan pengrajin asal Arab dan Berber dari Toledo, Granada dan Sevilla sendiri untuk membangun istana baru antara tahun 1364 dan 1366.
Setelah rampung pembangunannya, istana diubah menjadi kediaman pribadi bagi Raja Kastilia hingga kemudian digunakan oleh Raja Spanyol modern.
Tidak diragukan lagi, bahwa Alcazar dengan gaya arsitektur bernuansa Islam, telah menjadi contoh paling megah dari arsitektur Alcazar Sevilla yang telah berusia seribu tahun.
Source | : | Dosde |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR