Sekilas mungkin tampak masuk akal bahwa konsumsi sayuran dapat mengurangi risiko penyakit kardiovaskular (CVD). Hal ini berdasarkan dari bahan-bahannya yang terdiri dari karotenoid dan alfa-tokoferol, yang dapat melindungi terhadap CVD. Namun sejauh ini, bukti dari penelitian sebelumnya untuk efek keseluruhan konsumsi sayuran sendiri terhadap CVD tidaklah konsisten.
Sebuah studi 'UK Biobank' jangka panjang yang dilakukan pada hampir 400.000 orang menemukan sedikit atau tidak ada bukti bahwa perbedaan dalam jumlah sayuran matang atau mentah yang dikonsumsi memengaruhi risiko penyakit kardiovaskular. Ketika faktor-faktor pengganggu sosio-ekonomi dan gaya hidup yang diketahui dikoreksi, efek positif kecil yang jelas yang tersisa kemungkinan juga dapat dijelaskan oleh pembaur lebih lanjut.
Sebelumnya, pedoman diet secara konsisten merekomendasikan konsumsi sayuran yang tinggi kepada masyarakat umum sebagai sumber makronutrien dan mikronutrien yang bermanfaat. Ada banyak bukti penelitian bahwa tingkat konsumsi sayuran yang tinggi dapat melindungi terhadap berbagai hasil kesehatan, termasuk penyakit kardiovaskular.
Sayangnya, para peneliti dari Nuffield Department of Population Health di University of Oxford, Chinese University of Hong Kong, dan University of Bristol tidak menemukan buktinya.
“Biobank Inggris adalah studi prospektif skala besar tentang bagaimana genetika dan lingkungan berkontribusi pada perkembangan penyakit yang paling umum dan mengancam jiwa. Di sini kami menggunakan ukuran sampel besar Biobank Inggris, tindak lanjut jangka panjang, dan informasi terperinci tentang faktor sosial dan gaya hidup, untuk menilai secara andal hubungan asupan sayuran dengan risiko CVD berikutnya, ”kata Prof Naomi Allen, Kepala UK Biobank ilmuwan dan rekan penulis dalam penelitian ini.
Hasil terbaru dari studi baru berskala besar yang kuat ini telah dipublikasikan di jurnal Frontiers in Nutrition pada 21 Februari 2022 dengan menyertakan judul yang panjang: Raw and Cooked Vegetable Consumption and Risk of Cardiovascular Disease: A Study of 400,000 Adults in UK Biobank.
Dalam studi tersebut menunjukkan bahwa konsumsi sayuran matang ataupun mentah yang lebih tinggi tidak mungkin memengaruhi risiko CVD. Mereka juga menjelaskan bagaimana faktor pembaur dapat menjelaskan temuan positif palsu sebelumnya.
Studi ini menggunakan ukuran sampel besar Biobank Inggris, tindak lanjut jangka panjang, dan faktor sosial serta gaya hidup yang terperinci. Para ilmuwan mengakses hubungan asupan sayuran dengan risiko CVD dari sejumlah 399.586 peserta tanpa CVD sebelumnya yang ikut berpartisipasi dalam penelitian ini.
Para ilmuwan mengukur asupan sayuran mentah dan dimasak dengan kuesioner diet yang divalidasi pada awal. Mereka menggunakan pendekatan regresi Cox Multivariabel untuk memperkirakan hubungan antara asupan sayuran dan kejadian CVD juga kematian, disesuaikan dengan status sosial ekonomi, status kesehatan, dan faktor gaya hidup lainnya.
Yang terpenting dalam studi ini, para peneliti juga menilai peran potensial dari 'sisa pembaur', yaitu, apakah faktor tambahan yang tidak diketahui atau pengukuran yang tidak akurat dari faktor yang diketahui dapat menyebabkan hubungan statistik palsu antara risiko CVD dan konsumsi sayuran.
Baca Juga: Baik untuk Kesehatan Fisik dan Mental, Berikut Empat Manfaat Berkebun
Source | : | techexplorist.com |
Penulis | : | Wawan Setiawan |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR