"Dengan indikasi, ikan ini baik-baik saja," terangnya. Sebab, berdasarkan pengamatan, keteraturan garis pertumbuhan yang terhenti pada tulang ikan sangat menunjukkan ikan itu tidak menderita kekeringan atau kelaparan saat mati.
Dari sinilah tim menyimpulkan bahwa peristiwa besar yang melenyapkan dinosaurus darat dan laut terjadi di musim semi. Selain itu, analisis lainnya yang dilakukan para peneliti mengindikasikan pertumbuhannya yang mandek pada waktu musim semi.
Baca Juga: Ilmuwan Mengungkap Asal Asteroid Chicxulub Pembunuh Dinosaurus
Baca Juga: Asteroid Pemusnah Dinosaurus Picu Tsunami Besar di Seluruh Laut Dunia
Salah satu ikan dayung diamati berdasarkan analisis isotop karbon untuk mengungkapkan pola makan tahunannya. Persediaan plankton yang jadi mangsanya tersebar secara musiman dan akan memuncak pada musim semi dan musim panas. Peningkatan sementara plankton dapat memperkaya kerangka ikan yang memangsanya tentang waktu, terang Selama.
"Sinyal isotop karbon di seluruh catatan pertumbuhan ikan dayung yang malang ini menegaskan bahwa musim untuk makan belum klimaks—kematian menjemputnya di musim semi," lanjutnya.
"Saya benar-benar berpikir ini adalah kisah yang solid untuk didukung oleh bukti kuat," Stephen Brusatte, paleontolog vertebrata di University of Edinburgh, Skotlandia, yang terlibat dalam penelitian ini. Dikutip dari Science News, ia melanjutkan bahwa tumbukan asteroid "akan mengubah musim yang biasanya tentang pertumbuhan dan perkembangan dan kelahiran kembali menjadi masa api dan kedahsyatan yang luar biasa."
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR