Sejumlah laporan mengatakan bahwa pemilihan lokasi tersebut sebenarnya intensional dan warga di area tersebut menjadi kelinci percobaan dari para ilmuwan Rusia untuk mempelajari efek dari senjata nuklir. Selama 40 tahun, Rusia menjatuhkan bom atom ke sana, dengan pengujian yang dilakukan hampir setiap hari.
Efek dari uji nuklir yang dilakukan setiap hari di Polygon akhirnya terlihat. Tingkat kanker meningkat, pengaruh buruk pada reproduksi, kelahiran, keterbatasan mental, dan naiknya angka bunuh diri. Sekitar 200.000 orang terkena dampaknya secara langsung.
Baca Juga: Konflik Rusia-Ukraina, Apakah Reaktor Nuklir Chernobyl Aman?
Baca Juga: Telusur Awal Mula Penemuan hingga Percobaan Pertama Energi Nuklir
Baca Juga: Andai Dunia Saling Bertoleransi, Tak Ada Bencana Nuklir yang Terjadi!
Namun hal itu tak lantas menjadi akhir dari paparan radiasi akibat uji senjata nuklir itu. Ketika Rusia meninggalkan area tersebut, mereka pergi tanpa menyelesaikan pembersihan area, serta meninggalkan material radioaktif di sana. Satu dari 20 anak yang lahir di Polygon menderita kelainan sejak lahir dan angka bunuh diri meningkat empat kali lebih tinggi.
Tahun 2001, Rusia, Amerika, dan Kazakhstan bergabung dalam gerakan untuk membersihkan sisa-sisa material radioaktif yang masih ada di Polygon.
Penderitaan yang dialami oleh penduduk Polygon akhirnya membuat Kazakhstan melakukan usaha untuk meratifikasi perjanjian mengenai larangan pengujian nuklir secara menyeluruh. Harapan ini akan membawa akhir kehancuran yang disebabkan oleh nuklir di seluruh dunia.
Penulis | : | National Geographic Indonesia |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR