Ponzi dijatuhkan karena serangkaian laporan investigasi di surat kabar Boston Post. Ini akhirnya mengarah ke penyelidikan kriminal federal yang mengakibatkan tuduhan penipuan surat.
Terlepas dari ketenaran Charles Ponzi, skema yang membawa namanya tampaknya pertama kali dilakukan oleh Sarah Howe di Boston pada tahun 1879, ketika dia menciptakan Deposito Wanita. Sesuai namanya, deposito ini bertujuan untuk membantu menginvestasikan uang untuk wanita.
Seperti halnya Ponzi, janji keuntungan Howe sangat mencengangkan. Ia memberikan janji bahwa dana investor akan berlipat ganda hanya dalam sembilan bulan. Reporter untuk Daily Advertiser menyelidiki dan menemukan penipuannya.
Howe akhirnya didakwa dan dihukum karena kejahatannya dan menjalani tiga tahun penjara. Setelah dibebaskan, dia berhasil melakukan penipuan yang sama selama dua tahun sebelum tertangkap lagi.
Skema Ponzi memiliki beberapa karakteristik umum. Visibilitas dan popularitas yang tinggi dari investasi mereka yang tampaknya menguntungkan.
Banyak perencana Ponzi juga tampak sangat selektif dalam menentukan siapa yang diizinkan untuk berinvestasi. Ini tentu saja terjadi pada Sarah Howe, Charles Ponzi dan Bernie Madoff. Aksi jual mahal ini membuat para calon investor harus memohon agar bisa ikut berinvestasi. Para penjahat ini memanfaatkan ketakutan karena kehilangan kesempatan emas.
Tema umum di antara korban skema Ponzi adalah “pertumbuhan yang tidak rasional”. Istilah ini dipopulerkan oleh mantan Ketua Federal Reserve Alan Greenspan. Kondisi ini terjadi ketika orang-orang mengamati orang lain menghasilkan keuntungan besar dari investasi. Kemudian menentukan bahwa ini berarti investasi tersebut aman, bahkan jika tidak ada alasan mendasar untuk melakukannya.
Pertumbuhan irasional bukanlah hal baru. Ini bahkan selama tulipmania tahun 1600-an di Belanda. Saat itu terjadi spekulasi dalam investasi umbi tulip menyebabkan kehancuran pasar yang dramatis pada tahun 1637.
Kesalahan yang sama dilakukan oleh para korban skema Ponzi: menyetorkan uang ke dalam investasi yang tidak sepenuhnya dipahami. Dalam sebuah wawancara, Madoff, yang mencuri $50 miliar dari korbannya, bahkan memiliki kepercayaan diri menyalahkan korbannya atas penderitaan mereka.
Ia mengungkapkan, “jika mereka melihat ke dalam metodologi investasinya, korban akan menyadari bahwa tidak mungkin mendapatkan keuntungan secara konsisten.” Jadi, siapa yang salah dalam hal ini?
Jadi apa yang kita pelajari sejak Ponzi ditangkap 100 tahun lalu? Tampaknya sedikit. Tahun lalu penegak hukum Amerika Serikat menemukan 60 skema Ponzi utama, dengan korban menginvestasikan $3,25 miliar dalam penipuan ini. Di Indonesia, kita pun sering mendengar berita mengenai orang yang tergiur investasi yang memberikan keuntungan fantastis dalam waktu singkat.
Bahkan setelah satu abad penangkapan Charles Ponzi, tampaknya kita tidak belajar banyak dari pengalaman yang sudah ada.
Source | : | Time |
Penulis | : | 1 |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR