Setelah pertempuran, kepala Albunus dipenggal dan dikirim ke Roma. Dan begitulah sang prajurit dari Libya itu kemudian bisa mendatangi Roma dengan kepala tegak. Dengan kedok sebagai prajurit yang sukses membalas kematian Pertinax, Severus kemudian diproklamasikan sebagai Kaisar Romawi oleh para senator.
Dalam satu gerakan, Septimius Severus menjadi orang paling kuat di dunia, dan orang Afrika pertama yang menjadi Kaisar Kekaisaran Romawi. Wilayah Kekaisaran Romawi di bawah kekuasaannya membentang dari Timur Tengah hingga Atlantik, dan dari Afrika hingga Britania di utara.
Baca Juga: Elagabalus: Kaisar Romawi yang Dibenci, Mati Dibunuh dan Dimutilasi
Baca Juga: Kaisar Romawi Commodus: Penguasa Korup yang Suka Membunuh Orang Cacat
Baca Juga: Kaisar Romawi Nero: Apakah Dia Layak Mendapat Reputasi Pria Nakal?
Selama lima belas tahun pertama pemerintahannya, ia menumpas musuh-musuh Romawi, mengamankan perbatasan-perbatasan Kekaisaran Romawi. Keinginannya akan kemuliaan kemudian membawanya lebih jauh ke utara.
Saat memasuki usia enam puluhan tahun, Septimius Severus sangat ingin mengamankan legasinya. Ia pada akhirnya menyatukan pulau Britania di bawah kekuasaan Romawi, mengalahkan orang-orang barbar Kaledonia dan para pejuang bukit yang telah memberontak melawan Romawi di sepanjang perbatasan Tembok Hadrian.
Meskipun usianya dan kesehatannya menurun, ia tetap mengumpulkan kekuatan militernya dari banyak sudut Kekaisaran Romawi dan berbaris di Skotlandia dalam skala yang belum pernah terlihat sebelumnya. Pada tahun 208, Severus memimpin 40.000 tentara Romawi bersama putranya Caracalla yang saat itu menjadi rekan kaisarnya.
Pasukan tentara yang sangat besar ini adalah contoh nyata dari kekuatan multikultural Romawi, termasuk para pemanah Suriah dan kavaleri Spanyol. Selama berbulan-bulan, dalam kondisi tubuh yang sudah tua dan tidak sehat, Severus dibawa melalui lanskap Skotlandia untuk mencari musuhnya karena pasukannya menderita serangan gerilya saat mereka berbaris melalui wilayah asing.
Pada tahun 209, Severus berada di dekat Aberdeen bersama putranya yang tidak sabar, Caracalla, saat musim dingin mulai mendekat. Legenda mengatakan bahwa Caracalla berusaha membunuh ayahnya, tetapi tidak berhasil. Tidak mau mengakui kekalahan dari serangan gerilya lawan, Kaisar Severus mengeluarkan koin yang mengklaim kemenangannya melawan para pemberontak.
Merasa lelah dan dikhianati, Severus akhirnya menuju selatan melintasi Tembok Hadrian dan kembali ke York. Di kota itulah akhirnya ia mengembuskan napas terakhirnya karena usia dan kesehatannya yang makin memburuk.
Menurut Cassius Dio, Severus merekomendasikan putra-putranya yang meneruskan takhtanya untuk menghindari kerusuhan dengan mengindahkan nasihatnya untuk "bersikap baik satu sama lain, memperkaya tentara, dan mengutuk sisanya." Sayangnya, mereka tidak memperhatikannya.
Setelah kematian ayah mereka pada Februari 211, dan pemakamannya yang mewah, Caracalla dan Geta kembali ke Roma. Meskipun kedua saudara itu seharusnya memerintah bersama, persaingan mereka menyebabkan pembunuhan berdarah Geta di tangan saudaranya pada tahun yang sama, dengan Geta diduga sekarat di tangan ibunya.
Caracalla sendiri dibunuh pada tahun 217 oleh seorang tentara yang tidak puas. Impian Severus tentang Britania Romawi yang bersatu dan Dinasti Severn yang bertahan lama tidak pernah terwujud.
Source | : | ancient origins |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR