Druid percaya pada keabadian jiwa dan percaya bahwa jiwa orang mati akan bereinkarnasi. Poin utama dari doktrin Druid didasarkan bahwa jiwa seseorang tidak akan pernah mati.
Baca Juga: Guinevere Itu Dewi, Atau Seorang Tokoh Sejarah yang Dimitologikan?
Baca Juga: Inilah Kisah Cinta Hades, Dewa Kematian yang Setia Pada Persephone
Baca Juga: Ahli Forensik Merekonstruksi Wajah Wanita Druid Kuno Berusia 2.000 Tahun
"Setelah kematian, jiwa akan berpindah dari satu tubuh ke tubuh yang lain," sambungnya dalam menceritakan doktrinasi para Druid kepada bangsa Celtic kuno.
Penulis Romawi, Diodorus, menulis hipotesisinya tentang keberanian bangsa Celtic dalam bertempur. Adapun alasan para prajurit Celtic dapat begitu berani dalam medan pertempuran karena mereka percaya bahwa jiwa manusia bersifat abadi.
"Para prajurit Celtic meyakini bahwa setelah beberapa tahun tertentu mereka menjalani kehidupan kedua ketika jiwa-jiwa mereka telah saling berpindah ke tubuh lain," imbuhnya.
Banyak penulis Romawi yang juga menuliskan dengan ngeri tentang kebiasaan Celtic dalam sistem kepercayaan pengorbanan manusia. Altar berlumuran darah dan orang-orang mati bergelimpangan di sana.
Mayat telah ditemukan di tempat-tempat penting spiritual seperti lahan basah. Salah satu korban yang terkenal adalah Lindow Man, yang ditemukan pada tahun 1984.
Seperti halnya Boudicca yang penuh dengan amarah, telah mempersembahkan mayat dan darah salah satu penduduk Romawi yang ia persembahkan untuk dewi pembalasan, Andraste.
Source | : | Britanica,English Monarchs |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR