Nationalgeographic.co.id—Kepercayaan masyarakat Celtic kuno dikaitkan dengan kehidupan manusia dengan alam semesta. Bangsa Celtic Kuno selalu berpikir bahwa ada kekuatan supernatural di sekitar mereka.
"Mereka senantiasa menyembah dewa-dewa dan keterikatan yang erat dengan lingkungan alamnya," sebut English Monarchs dalam artikelnya yang berjudul "The Celtic Religion".
Mitologi Celtic yang datang sejak Zaman Besi (Iron Age) sebagian besar di antara mereka merupakan penganut Politeistik atau penganut kepercayaan pada dewa-dewa.
Beberapa dewa yang lebih terkenal dalam mitologi orang-orang Celtic Kuno adalah Arawn, Brigid, Cernunnos, Cerridwen, Danu, Herne, Lugh, Rhiannon, dan Taranis.
"Brigid atau Brigantia, merupakan dewi cahaya yang berasal lebih kuno daripada bangsa Celtic sendiri dan merupakan peninggalan budaya Neolitik di Eropa Barat yang temurun dipercaya bangsa Celtic," lanjutnya.
Cernunnos, dewa dunia bawah bertanduk, digambarkan dengan tanduk rusa di Pilar Tukang Perahu, yang dibangun oleh pelaut Galia sekitar tahun 14 M.
Seni yang mempertunjukkan tentang Cernunnos ditemukan pada tahun 1710 di dalam fondasi katedral Notre-Dame de Paris, situs Lutetia kuno, ibu kota civitas Celtic di Paris.
Dilansir dari Britannica, Cernunnos biasanya digambarkan memakai tanduk rusa dan kadang-kadang ditemani oleh rusa jantan dan ular bertanduk yang juga merupakan dewa dalam dirinya sendiri.
Ada juga Belatucadros atau Belatucadrus, dewa perang, disembah di Inggris utara, khususnya di Cumberland dan Westmorland yang mirip dewa orang Romawi, Dewa Mars. Belatucadros diketahui dari sekitar 28 prasasti di sekitar Tembok Hadrianus.
Kepercayaan dan mitologi tentang para dewa yang dianut penduduk Celtic, didapat dari pendeta mereka yang mereka sebut sebagai Druid. Druidisme juga dapat menjadi nama bagi kepercayaan orang-orang Celtic kuno.
Druid melarang adanya catatan tertulis untuk menyampaikan kepercayaan mereka, dan percaya bahwa pengetahuan kepercayaan tersebut hanya dapat ditransfer secara lisan.
Source | : | Britanica,English Monarchs |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR