Endurance akhirnya tenggelam pada 27 November. “Malam ini, saat kami rebah di kamp kami mendengar Bos berteriak, ‘dia pergi, anak-anak!’” tulis salah satu kru. “Kami keluar dalam hitungan detik dan naik ke stasiun pengamatan dan tempat melihat lainnya, dan, tentu saja, di sana kapal malang kami satu setengah mil jauhnya berjuang dalam derita kematiannya. Haluannya yang pertama tenggelam, buritannya terangkat ke udara. Kemudian dia menyelam dengan cepat dan es menutupinya untuk selamanya.”
Baca Juga: Kisah Tragis Tenggelamnya Kapal Batavia: Gerbang Kastel nan Tak Sampai
Baca Juga: Apa yang Dikatakan Arkeologi Soal Bajak Laut dan Temuan di Kedalaman
Baca Juga: Kalau Gletser Ini Lepas, Antarktika Barat Bakal Kehilangan Banyak Es
Mengapa Endurance Begitu Sulit Ditemukan?
Dan di sanalah Endurance tinggal, terkubur di bawah es kutub di kedalaman 3.000 meter. Pada 2019, Flaklands Heritage Maritim Trust melakukan ekspedisi pertamanya untuk menemukan kapal tetapi tidak menemukan lokasi bangkai kapal. Musim dingin ini, mereka mencoba kembali, mengatur dan mendanai Endurance22.
Salah satu masalah paling rumit adalah menentukan lokasi kapal. Setelah Endurance yang awalnya terjebak di es, itu terus bergeser saat es terapung hanyut bersama arus. Ketika kapal akhirnya rusak dan karam. Kapten Endurance, Frank Worsley, mengukur lokasi menggunakan sekstan dan mencatatnya di diarinya. Karena visibiltas yang buruk pada hari kru meninggalkan kapal, bagaimanapun, Worsley tidak dapat melakukan pengukuran dengan tepat yang dapat membantu menghitung arah dan kecepatan es yang mengapung.
Salah satu tugas awal dari tim ilmuwan dan ahli navigasi Endurance22 adalah meninjau ulang catatan Worsley untuk menghasilkan lokasi yang lebih akurat.
“Observasi terakhir Worsley adalah 18 November, kemudian dia membuat lagi pada 20 November, sehari setelah kapal karam,” kata Bound. “Dia membuat lagi pada 22 November, tetapi pada saat itu dia berada agak jauh. Jadi, dia harus menebak kecepatan hanyutnya es.”
Ada juga pertanyaan tentang kronometer milik kru. Menggunakan peta langit hari ini yang jauh lebih akurat, peneliti menghitung bahwa jam Endurance berjalan lebih cepat dari yang dicatat oleh kru, kesalahan yang akan menggeser lokasi kapal ke barat dari posisi terakhir yang dicatat Worsley. Menggunakan penghitungan ini, ekspedisi mempersempit pencarian mereka tetapi tetap menghadapi rintangan yang panjang untuk menemukan kapal.
“Kami hanya tersisa tiga atau empat hari lagi dan masih belum menemukannya,” tutur Bound. “Ada tiga area yang masih harus dilihat. Namun sering kali es yang memutuskan di mana kami harus mencari. Dan itu berjalan dari barat ke timur, yang membawa kami melintasi bagian selatan dari area pencarian kami. Dan itu dia!”
“Itu sebenarnya hanya 4,16 mil laut dari posisi Worsley, yang menunjukkan akurasi penghitungannya yang luar biasa,” tambah John Shears, pemimpin ekspedisi Endurance22.
KOMENTAR