Nationalgeographic.co.id—Aksi pawang hujan Indonesia di gelaran MotoGP 2022 mendapat sorotan dunia. Aksi Rara Isti Wulandari di Sirkuit Mandalika, Nusa Tenggara Barat, itu dianggap unik, meski terkesan klenik, dan bersifat sangat tradisional untuk ukuran zaman modern sekarang.
Pada zaman modern sekarang, dengan kemajuan teknologi, banyak orang di dunia umumnya menggunakan metode ilmiah dan peralatan canggih mutakhir untuk memodifikasi cuaca. Bukan menggunakan sesajen seperti pawang hujan di Indonesia.
Meski demikian, banyak orang juga terkejut dengan keampuhan metode tradisional negeri ini. Bahkan, banyak orang dari luar negeri yang juga terperangah dengan aksi pawang hujan Indonesia yang bisa menghentikan ataupun menurunkan hujan.
Mengingat cara memanggil ataupun menghentikan hujan yang dilakukan pawang hujan di Indonesia bukanlah metode ilmiah, hal itu tentunya tidaklah berbasis sains. Dianggap tidak logis. Tidak bisa ditiru atau dilakukan orang-orang berbeda di negara-negara yang berbeda.
Di sisi lain, banyak orang di berbagai wilayah dunia telah melakukan berbagai cara dan upaya untuk menurunkan hujan. Berikut ini lima upaya mereka dalam memancing turunnya air hujan dari langit seperti dikutip dari Scientific American.
Baca Juga: Hujan Menjadi Salah Satu Alasan Mengapa Pemimpin Romawi Dibunuh
1. Penyemaian Awan
Teknik modifikasi cuaca yang paling banyak digunakan mungkin adalah penyemaian awan. Metode ini melibatkan priming awan dengan partikel perak iodida yang dilepaskan melalui pesawat terbang.
Begitu rombongan partikel perak iodida masuk ke awan matang, partikel-partikel itu bertabrakan dengan tetesan air yang sangat dingin dan membentuk es. Es kemudian jatuh ke tanah, mencair di sepanjang jalan.
Terlepas dari reputasinya yang meragukan, ilmu pengetahuan baru menunjukkan bahwa dalam situasi yang tepat, penyemaian awan memang berhasil. Seperti yang dikatakan Roelof Bruintjes, seorang fisikawan di Pusat Penelitian Atmosfer Nasional Amerika Serikat (National Center for Atmospheric Research), kepada Scientific American, "Buktinya kuat bahwa dalam kondisi tertentu, kita dapat meningkatkan curah hujan sebesar 10 hingga 15 persen."
2. Roket Hujan
Pesawat terbang bukan satu-satunya cara untuk menyemai awan. Program modifikasi cuaca besar-besaran Tiongkok menggunakan deretan 5.000 peluncur roket, yang menembakkan partikel-partikel ke awan gembung dalam upaya untuk menarik hujan.
Baca Juga: Warita Para Pawang, Kisah Ikatan Antara Manusia dan Anjingnya
3. Menara Penyengat Atmosfer
Di Abu Dhabi, perusahaan Meteo Systems berusaha menarik hujan dari langit dengan listrik. Teorinya adalah bahwa menara-menara berbentuk payung yang dialiri listrik dapat mengirim partikel-partikel bermuatan negatif ke udara, meningkatkan kemungkinan tetesan-tetesan yang sangat dingin akan bertabrakan dengan inti yang membeku, sehingga menjadi hujan. Namun, para ahli sangat skeptis terhadap metode ini.
4. Ledakan Pemecah Es
Para pembuat anggur dan petani-petani lainnya di Prancis telah lama menggunakan meriam hujan es untuk mencoba menyelamatkan buah-buah mereka dari kerusakan akibat badai. Metode mereka adalah menggunakan meriam-meriam untuk mengirimkan ledakan keras ke langit.
Pemikiran mereka adalah bahwa gelombang kejut yang dihasilkan akan memecah es sebelum mencapai tanah. Tentu saja, ada sedikit bukti bahwa meriam hujan es ini benar-benar berfungsi.
5. Mengarahkan Petir
Meski kedengarannya tidak mungkin, para peneliti di seluruh dunia telah mencoba mengarahkan petir. Dengan mengambil kabel panjang, mengikat satu ujung ke tanah dan ujung lainnya ke sebuah roket, mereka lalu menembakkan roket itu menjadi badai petir.
Ada perkembangan baru yang menjanjikan terkait teknik mengarahkan petir. Sebuah penelitian di University of Arizona di Tucson menunjukkan bahwa laser-laser berintensitas tinggi dapat mengarahkan petir.
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR