Para ilmuwan menempelkan gen yang mengkode PTH-Fc ke selada. Mereka melakukan ini dengan menginfeksi sel tanaman dengan Agrobacterium tumefaciens, yaitu spesies bakteri yang digunakan di laboratorium untuk mentransfer gen ke tanaman.
Menurut Yates, astronaut perlu makan sekitar 380 gram, atau sekitar 8 cangkir selada setiap hari untuk mendapatkan dosis hormon yang cukup, dengan asumsi bioavailabilitas sekitar 10%, yang dia akui adalah "salad yang cukup besar."
“Satu hal yang kami lakukan sekarang adalah menyaring semua selada transgenik ini untuk menemukan yang memiliki ekspresi PTH-Fc tertinggi. Kami baru saja melihat beberapa di antaranya sejauh ini, dan kami mengamati bahwa rata-ratanya adalah 10-12 mg/kg, tetapi kami pikir kami mungkin dapat meningkatkannya lebih jauh. Semakin tinggi kita dapat meningkatkan ekspresi, maka semakin kecil jumlah selada yang perlu dikonsumsi,” jelas McDonald.
Para ilmuwan belum menetapkan keamanan selada ini. Sebab mereka belum mencicipinya. Mereka juga memperkirakan rasanya akan sangat mirip dengan selada biasa. Namun, sebelum menyajikannya di piring astronaut, para ilmuwan perlu mengoptimalkan tingkat ekspresi PTH-Fc. Kemudian, mereka akan menguji selada untuk kemampuannya mencegah keropos tulang dengan aman pada model hewan dan uji klinis pada manusia.
Hasil temuan ini dipresentasikan pada sebuah pertemuan ACS Spring 2022, yang diadakan secara virtual dan tatap muka pada 20-24 Maret, dengan akses sesuai permintaan tersedia 21 Maret-8 April 2022.
Pemutihan pada Terumbu Karang, Kala Manusia Hancurkan Sendiri Benteng Pertahanan Alaminya
Source | : | Tech Explorist |
Penulis | : | Wawan Setiawan |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR