Nationalgeographic.co.id—Tim ilmuwan yang dipimpin University of Otago's melaporkan telah menemukan fosil spesies baru yang memiliki kemampuan menyelam dan telah punah. Fosil tersebut ditemukan di salah satu situs fosil terkaya di Selandia Baru, di St Bathans di Otago.
Spesies bebek selam yang baru diidentifikasi adalah spesies keempat dalam genus Manuherikia. Manuherikia primadividua hidup antara 16 dan 19 juta tahun yang lalu di danau paleola besar yang disebut Danau Manuherikia. Penemuan tersebut telah menambah daftar penemuan fauna sebelumnya di St Bathans.
Seperti diketahui, fauna St Bathans adalah kumpulan vertebrata non-laut yang sangat beragam yang berasal dari Formasi Bannockburn Miosen bawah (19–16 Ma) yang tersingkap di Central Otago, Selandia Baru. Disimpan di palaeolake Manuherikia, sisa-sisa unggas air mendominasi kumpulan unggas, yang, dengan delapan spesies yang telah diketahui dalam empat genera. Lokasi tersebut adalah salah satu situs yang sangat beragam secara global.
Rincian temuan tersebut telah dipublikasikan di jurnal Geobios. Laporan penelitian tersebut dapat diakses secara daring dengan judul "A new species of Manuherikia (Aves: Anatidae) provides evidence of faunal turnover in the St Bathans Fauna, New Zealand".
Para peneliti telah bekerja di daerah itu selama lebih dari 20 tahun, mengungkap hewan yang hidup jutaan tahun yang lalu. Sisa-sisa fosil bebek itu ditemukan dari Formasi Bannockburn Miosen Awal yang tersingkap di dekat kota modern St Bathans, Central Otago, Selandia Baru.
Sejauh ini para peneliti telah menemukan tūpuna dari kiwi dan tuatara saat ini di lokasi tersebut. Para peneliti juga beberapa spesies yang lebih eksotis seperti kerabat flamingo dan buaya. Semua hewan tersebut pernah tinggal di atau di sekitar danau palaeo raksasa bernama Danau Manuherikia.
Baca Juga: Fosil Spesies Dinosaurus Berparuh Bebek Ditemukan di Missouri, AS
Baca Juga: Penemuan Fosil Hewan Berkaki 10 yang Namanya Mirip Presiden US
Baca Juga: Penemuan Dua Spesies Baru Burung di Dekat Tembok Besar Tiongkok
Source | : | Sci News,Jurnal Geobios |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR