Belum lagi penghitungannya menjadi salah jika disandingkan dengan astronomi mengenai letak-letak tanda zodiak itu.
"Contohnya, Matahari melewati rasi bintang Scorpio hanya dalam lima hari, tetapi membutuhkan 38 hari untuk melewati Taurus. Ini adlaah salah satu alasan mengapa tanda-tanda astrologi tidak sejalan dengan rasi bintang zodiak."
Kedua, tanda-tanda astrologi tidak lagi relevan karena sumbu rotasi Bumi bergoyang. "Gerakan ini mengubah bagaimana zodiak terlihat dari Bumi, dan membuat rasi bintang tampak bergeser ke timur, kira-kira satu derajat setiap masa hidup seorang manusia," jelas Kaler.
Lantas, jika astrologi tidak masuk akal, mengapa masih ada yang percaya? Setidaknya ada tiga jawaban mengenai masalah ini.
Pertama, psikolog di University of Nevada Stephen Benning berpendapat bahwa stres dan ketidakpastian adalah faktor yang mendorong minat sesorang pada astrologi. Dia dalam Discover Magazine, menyebut bahwa minat itu ada karena astrologi "memiliki metode untuk memahami apa yang mungkin tampak absurd dan tidak terkandali akan terlihat menarik."
Orang yang mempercayai astrologi juga dapat membawa rasa kepastian pada seseorang selama masa-masa yang tidak pasti, tambahnya.
Menurut penelitian di jurnal European Psychologist tahun 1998, astrologi memberikan jawaban yang tidak tepat, penjelasannya punya makna yang ambigu dan membingungkan. Tetapi, minat untuk mempercayainya dapat meningkatkan rasa kontrol diri untuk memberikan rasa nyaman, dan mengurangi rasa stres mereka.
Kemudian, astrologi masih diminati karena beberapa individu tertarik untuk mendapatkan lebih banyak kejelasan tentang diri mereka sendiri, dan mengartikulasikan ide-ide yang sulit diungkapkan kata-kata.
Baca Juga: Penampakan Mirip Monster Jepang Ditemukan di Rasi Bintang Sagitarius
Baca Juga: Mengapa Dulu Ramalan Bintang Digunakan untuk Usir Setan?
Baca Juga: Mengapa Orang Percaya dengan Kekuatan Gaib? Ini Penjelasan Ilmiahnya
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Source | : | The Conversation,National Geographic Indonesia,Discover Magazine |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR