Alhasil, ribuan orang Tutsi (mayoritas warga sipil) yang tidak bersalah dibacok sampai mati dengan parang oleh tetangga mereka sendiri.
Dilansir dari History, terlepas dari kejahatan yang mengerikan, komunitas internasional, termasuk Amerika Serikat, ragu-ragu untuk mengambil tindakan apapun. Mereka salah menganggap genosida sebagai kekacauan di tengah perang suku.
Presiden Bill Clinton kemudian menyebut kegagalan Amerika dalam mengambil tindak untuk menghentikan genosida sebagai "penyesalan terbesar" dari pemerintahannya.
Pada musim panas, RPF telah mengalahkan pasukan Hutu dan mengusir mereka ke luar negeri dan masuk ke beberapa negara tetangga hingga berhasil menguasai seluruh Rwanda.
Namun, penyesalan tidak dapat dihindarkan karena pada saat itu, diperkirakan 75% atau sekitar 800.000 orang Tutsi yang tinggal di Rwanda telah dibunuh.
Source | : | History |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR