"Sementara itu, pohon perunggu dan sosok manusia yang digali adalah unik dan sangat inovatif," lanjut Han dalam tulisannya.
Tongkat emas, topeng emas, dan beberapa barang giok di situs Reruntuhan Sanxingdui memiliki kesamaan dengan peninggalan yang ditemukan di Asia Barat, Tengah, dan Tenggara, sedangkan ribuan kerang yang digali di sini kemungkinan besar berasal dari India dan wilayah lain melalui jalur laut.
Baca Juga: Temuan Enam Lubang Pengorbanan Ungkap Ritual Kerajaan Tiongkok Kuno
Baca Juga: Ilmuwan Temukan Catatan Awal Aurora di Tulisan Bambu Tiongkok Kuno
Baca Juga: Apakah Tentara Terakota Tiongkok Terilhami Seniman Patung Yunani Kuno?
Baca Juga: Inovasi Teknologi Perkakas Batu 40.000 Tahun Silam di Situs Xiamabei
Dilansir dari CISION PR Newswire Asia dalam artikelnya berjudul 'Bizarre' Sanxingdui Ruins: A tale of cultural integration (2021), rute ini menunjukkan kemungkinan interaksi dan komunikasi antara Sanxingdui dan peradaban Asia kuno lainnya.
"Reruntuhan Sanxingdui begitu misterius sehingga banyak pertanyaan yang masih belum terpecahkan hingga hari ini," tulisnya.
Peninggalan langka ini menyajikan gambaran peradaban kuno yang terbuka dan inklusif di Sanxingdui. Sementara itu, mereka juga menjadi saksi peradaban Tiongkok kuno yang inklusif yang memperoleh kemakmuran dari keragaman dan integrasi.
Sambil mencari kebenaran di balik misteri ini, studi arkeologi berkelanjutan juga membantu mengintegrasikan peradaban Tiongkok ke dunia pengetahuan atau sains.
"Hal ini juga dapat menginspirasi seseorang untuk menemukan esensi peradaban manusia, sehingga lebih memahami dunia yang memperoleh kemakmuran melalui kesetaraan dan pembelajaran bersama," tutupnya.
Source | : | Xinhua News |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR