Nationalgeographic.co.id—Sebuah studi berhasil menemukan detail baru dan menarik tentang kematian Firaun Mesir Seqenenre Tao II. Firaun yang dikenal juga sebagai Seqenenre sang Pemberani ini memerintah Thebes, salah satu wilayah selatan Mesir yang terbagi pada abad ke-16 Sebelum Masehi.
Studi ini dilakukan oleh Sahar Saleem, profesor radiologi dari Universitas Kairo. Saleem menggunakan teknologi tomografi komputer (CT) untuk melakukan pemindaian mendalam dan mendetail terhadap sisa-sisa mumi Seqenenre yang telah ditemukan dari sebuah pekuburan di kota kuno Thebes pada tahun 1881.
Berdasarkan hasil pemeriksaan visual sebelumnya, diketahui bahwa Seqenenre mengalami pukulan keras di kepala yang hampir dipastikan menyebabkan kematiannya. Pemeriksaan Saleem mengkonfirmasi hipotesis ini, tetapi CT scan-nya juga mengungkapkan adanya beberapa lesi di daerah kepala yang telah ditutup dengan terampil selama sesi pembalseman yang telah mengawetkan tubuh firaun yang terbunuh itu.
Analisis lebih dekat dari gambar CT membuktikan bahwa firaun tersebut pernah diserang oleh lima penyerang yang membawa lima senjata terpisah. Semuanya menyerang dari sudut-sudut yang berbeda.
Berdasarkan posisi tulang-tulang jarinya yang terkunci, tangan firaun ini tampaknya telah diikat ke belakang pada saat eksekusinya. Itu artinya, dia tidak dalam posisi untuk memberikan pembelaan atau perlawanan apa pun dalam proses eksekusi tersebut.
Sebelumnya ada dua teori yang bersaing tentang bagaimana Seqenenre sang Pemberani menemui ajalnya. Seseorang menegaskan bahwa adanya luka di kepalanya membuktikan bahwa dia telah diambil sebagai tawanan perang dan dieksekusi oleh pasukan musuh Hyksos yang menguasai sebagian besar wilayah Mesir yang terbagi.
Teori kedua membantah gagasan tersebut dan mengklaim bahwa kemungkinan besar Seqenenre telah dibunuh dalam tidurnya. Dia dibunuh oleh komplotan yang melakukan beberapa jenis intrik istana. Pendukung teori ini menolak kisah dugaan pembunuhan Seqenenre di tangan Hyksos sebagai apokrif, sebagai sesuatu yang paling baik terbatas pada ranah mitos atau legenda.
Baca Juga: Mengapa Para Firaun Mesir Kuno Berhenti Mendirikan Piramida?
Baca Juga: Selidik CT Scan Sosok Mumi 'Putri Duyung' Berusia 300 Tahun di Jepang
Baca Juga: Mengapa Para Firaun Mesir Kuno Berhenti Mendirikan Piramida?
Source | : | Ancient Origins |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR