Nationalgeographic.co.id - Hingga kini, para ilmuwan terus menyelidiki penyebab jatuhnya Kekaisaran Romawi. Salah satu teori menyatakan bahwa timah menjadi salah satu penyebabnya.
Saat di Romawi kuno, jangan minum seperti orang Romawi. Orang Romawi kelas atas menyesap minuman yang dimasak dalam wadah timah. Mereka mengalirkan mata air ke rumah mereka melalui pipa timah.
Beberapa sejarawan berpendapat bahwa keracunan timah menjangkiti elit Romawi dengan penyakit seperti asam urat. Keracunan ini mempercepat kejatuhan kekaisaran.
Para arkeolog pun menyelidiki bagaimana dan mengapa begitu banyak orang di Romawi kuno meninggal karena keracunan timah.
Mengapa masyarakat Romawi bisa mengalami keracunan timah? Ini dapat ditemukan penggunaannya pada saluran dan pipa air, peralatan rumah tangga, bahkan obat-obatan. Namun apakah teori tentang hubungan dengan kejatuhan Romawi itu benar?
Dokumen dan artefak kuno memberi informasi baru pada subjek yang menarik minat banyak sejarawan dan arkeolog.
Sebuah tim peneliti dari Universitas Sheffield menyelidiki bagaimana keracunan timah memengaruhi kesehatan manusia di Kekaisaran Romawi.
Penelitian ini dipimpin oleh Profesor Maureen Carroll dari Departemen Arkeologi Universitas Sheffield dan Dr. Tracy Prowse dari Universitas McMaster, Kanada.
Ini merupakan studi pertama yang menyelidiki produksi dan penggunaan timah di Kekaisaran Romawi, menggunakan bukti arkeologi dan kerangka dari situs Romawi di Italia.
Tidak hanya itu. Tim juga menyelidiki bukti arkeologi untuk produksi dan penggunaan timah di sebuah perkebunan pedesaan Romawi di Vagnari, Italia. Di sini, mereka menemukan sisa-sisa fisik Romawi yang terpapar timah secara teratur.
”Proyek berfokus pada lokasi perkebunan pedesaan yang digunakan kaisar Romawi sebagai sumber pendapatan melalui pertanian dan industri. Berkat penelitian sebelumnya, kami memiliki keuntungan untuk mengetahui dengan tepat di mana orang-orang tinggal di situs tersebut. Juga di mana beberapa dari mereka bekerja dengan timah beracun secara teratur. Orang-orang ini dimakamkan di pemakaman desa,” ungkap profesor Carroll.
Ia menambahkan bahwa penduduk desa hampir pasti memiliki status sosial yang berbeda-beda, dari budak hingga yang lahir bebas. Dan dari pekerja lokal hingga pekerja imigran dan penyewa.
Source | : | Ancient Pages |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR