Kurangnya informasi tentang spesies ini disebabkan oleh tingginya tingkat deskripsi spesies baru bersama dengan tingkat penilaian yang lambat dalam 15 tahun terakhir. Semua mengatakan, sekitar 2.200 spesies amfibi telah dianggap kekurangan data. Status risiko kepunahan mereka sama sekali tidak diketahui.
Data tambahan sekitar 25 persen spesies amfibi baru tersebut menambah daftar IUCN yang sebelumnya belum teridentifikasi karena kekurangan data. Data baru tersebut termasuk keluarga taksonomi dengan jumlah terbesar yaitu katak racun, katak kaca, katak hujan Amerika Selatan, katak gladiator, dan kodok harlequin.
Dalam hal distribusi geografis, tim menemukan bahwa Amerika Selatan dan Asia Tenggara memiliki spesies terancam yang paling baru diidentifikasi. Temuan mereka menunjukkan bahwa beberapa spesies yang paling rentan mungkin juga yang paling kurang dikenal.
González-del-Pliego mencatat bahwa daerah yang kaya akan spesies amfibi juga merupakan daerah yang saat ini mengalami tingkat kehilangan hutan terbesar dan peningkatan populasi manusia. Tidak hanya itu penggunaan pupuk yang lebih besar, produksi pertanian dan irigasi yang semuanya habitat yang membahayakan.
"Kita perlu bergerak cepat untuk mempertimbangkan amfibi sebagai prioritas konservasi tinggi dan mengintegrasikan spesies itu ke dalam strategi konservasi di masa depan," kata González-del-Pliego.
Source | : | Current Biology,Cell Press |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR