Baca Juga: Preangerstelsel: Saat Kopi jadi Kekuatan Ekonomi di Hindia-Belanda
Baca Juga: Rentetan Praktik Korupsi Pemantik Perang Jawa Pangeran Dipanagara
Baca Juga: Herman Willem Daendels dalam Pemberantasan Korupsi di Hindia Belanda
Baca Juga: Jelajah Tiga Zaman Jalan Raya Pos, Mengungkap Sisi Lain Histori Kota
Baca Juga: Mengapa Jalan Raya Pos Berbelok Melewati Bogor, Cipanas, dan Bandung?
Pram melanjutkan kisahnya, "Di bidang kemiliteran, bidangnya sendiri, ia mulai dipertanyakan keunggulannya. Sebagai administrator yang hebat? Pemberontakan Cirebon dan Banten disodorkan sebagai bukti kegoblokannya. Demikian halnya dengan pembangkangan Sultan Sepuh Yogyakarta, dinilai sebagai akibat kecerobohan dan ketidaktahuannya tentang tradisi kolonial. Maksudnya bahwa penjajahan Eropa atas Hindia justru memanfaatkan sistem feodal."
Lalu dia menambahkan, "Sebagai perombak tata hukum di Hindia? Justru dialah pelanggar hukum nomor wahid melalui pembunuhan langsung dan tak langsung atas ribuan pribumi."
Sejarah memang akan selalu memiliki dua sisi. Bagi sebagian orang, Daendels adalah seorang jenius yang jelas-jelas bekerja efisien dalam menguras kekayaan Hindia. Dari sudut pandang lain, ia tak pernah peduli pada ribuan nyawa pribumi yang mati terkapar sepanjang Jawa. Selamat memilih dan menelaah sumber.
Pada 25 Mei 2022, Jelajah Tiga Zaman Jalan Raya Pos bermula. Perjalanan dengan dua jentera ini berawal dari Anyer, menyinggahi beberapa kota dan berakhir di Panarukan. Perhelatan ini merupakan program #SayaPejalanBijak yang menggandeng Intisari dan National Geographic Indonesia, serta didukung oleh Royal Enfield. Simak jurnal hariannya di akun Instagram @SayaPejalanBijak dan @IntisariOnline.
Penulis | : | National Geographic Indonesia |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR