Brokoli diketahui memiliki kandungan senyawa sulforaphane yang mampu mengubah ketidakseimbangan glutamat pada otak tikus yang menjadi subjek uji. Senyawa tersebut mempengaruhi bagaimana pesan-pesan ditransmisikan antara sel-sel otak tikus.
Selanjutnya para peneliti ingin menguji apakah sulforaphane dapat mengubah tingkat glutathione dalam otak orang sehat dan melihat apakah ini pada akhirnya bisa menjadi strategi untuk orang dengan gangguan mental.
Para peneliti menggunakan alat pemindaian untuk memantau tiga wilayah otak untuk tingkat glutathione pada sukarelawan sehat sebelum dan setelah mendapatkan sulforaphane. Mereka menemukan bahwa setelah tujuh hari, ada sekitar 30 persen peningkatan rata-rata kadar glutathione dalam otak subjek.
Baca Juga: Tidur yang Cukup dan Berkualitas Membangun Ingatan Relasional
Baca Juga: Analisis DNA 76 Ribu Penderita Skizofrenia Mengungkap Gen Spesifik
Baca Juga: Skizofrenia Faktor Risiko Tertinggi Kedua Kematian akibat COVID-19
Baca Juga: Peneliti: Orang-orang Kreatif Cenderung Mengidap Bipolar dan Depresi
Para peneliti mengatakan penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mempelajari apakah sulforaphane dapat dengan aman mengurangi gejala psikosis atau halusinasi pada orang dengan skizofrenia. Mereka perlu menentukan dosis optimal dan melihat berapa lama orang harus meminumnya untuk mengamati efeknya.
Para peneliti mengingatkan bahwa penelitian mereka tidak membenarkan atau menunjukkan nilai penggunaan suplemen sulforaphane yang tersedia secara komersial untuk mengobati atau mencegah skizofrenia. Pasien harus berkonsultasi dengan dokter mereka sebelum mencoba segala jenis suplemen yang dijual bebas.
"Untuk orang yang cenderung terkena penyakit jantung, kita tahu bahwa perubahan pola makan dan olahraga dapat membantu mencegah penyakit, tetapi belum ada yang seperti itu untuk gangguan mental yang parah," kata Sedlak. "Kami berharap bahwa suatu hari kami akan membuat beberapa penyakit mental dapat dicegah sampai batas tertentu."
Source | : | Jhon Hopkins Medicine,Molecular Neuropsychiatry |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR