Nationalgeographic.co.id—Para peneliti dari Jhon Hopkins Medicine menemukan cara mengubah ketidakseimbangan kimia otak pada penderita skizofrenia. Mereka menggunakan senyawa yang berasal dari kecambah brokoli. Dalam serangkaian penelitian sebelumnya, para peneliti telah mengidentifikasi serangkaian ketidakseimbangan kimia dalam otak penderita skizofrenia.
Temuan tersebut meningkatkan harapan untuk penderita skizofrenia dengan suplemen ekstrak brokoli. Laporan penelitian tersebut telah diterbitkan di Molecular Neuropsychiatry dengan judul "Sulforaphane Augments Glutathione and Influences Brain Metabolites in Human Subjects: A Clinical Pilot Study" yang dapat diakses secara bebas.
Peneliti Akira Sawa, mengatakan hasilnya memajukan harapan bahwa suplementasi dengan ekstrak kecambah brokoli. Sawa adalah profesor dari psikiatri dan ilmu perilaku di Fakultas Kedokteran Johns Hopkins University School of Medicine dan direktur Johns Hopkins Schizophrenia Center.
Menurutnya, ekstrak tersebut mengandung bahan kimia sulforaphane tingkat tinggi, suatu hari nanti dapat memberikan cara untuk menurunkan dosis obat antipsikotik tradisional yang diperlukan untuk mengelola gejala skizofrenia. Sehingga nanti dapat mengurangi efek samping obat yang tidak diinginkan.
Untuk diketahui, sulforaphane ditemukan dalam berbagai jenis sayuran, dan pertama kali diidentifikasi sebagai zat "kemoprotektif" beberapa dekade lalu oleh Paul Talalay dan Jed Fahey di Johns Hopkins. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), skizofrenia mempengaruhi sekitar 21 juta orang di seluruh dunia.
"Ada kemungkinan bahwa penelitian di masa depan dapat menunjukkan sulforaphane menjadi suplemen yang aman untuk diberikan kepada orang yang berisiko mengembangkan skizofrenia sebagai cara untuk mencegah, menunda atau menumpulkan timbulnya gejala," kata Sawa dalam rilis media.
Seperti diektahui, skizofrenia ditandai oleh halusinasi, delusi dan pemikiran yang kacau, perasaan, perilaku, persepsi dan berbicara. Obat-obatan yang digunakan untuk mengobati skizofrenia tidak bekerja sepenuhnya untuk semua orang.
Obat-obat tersebut dapat menyebabkan berbagai efek samping yang tidak diinginkan. Termasuk masalah metabolisme yang meningkatkan risiko kardiovaskular, gerakan tak terkendali, gelisah dan kekakuan.
Pada penelitian sebelumnya, para peneliti menemukan rata-rata 4 persen tingkat signifikan lebih rendah dari bahan kimia glutamat otak di daerah korteks cingulate anterior otak pada orang dengan psikosis dibandingkan dengan orang sehat. Glutamat dikenal karena perannya dalam mengirimkan pesan di antara sel-sel otak.
Glutamat juga telah dikaitkan dengan depresi dan skizofrenia, sehingga temuan ini menambah bukti bahwa kadar glutamat berperan dalam skizofrenia.
Brokoli diketahui memiliki kandungan senyawa sulforaphane yang mampu mengubah ketidakseimbangan glutamat pada otak tikus yang menjadi subjek uji. Senyawa tersebut mempengaruhi bagaimana pesan-pesan ditransmisikan antara sel-sel otak tikus.
Selanjutnya para peneliti ingin menguji apakah sulforaphane dapat mengubah tingkat glutathione dalam otak orang sehat dan melihat apakah ini pada akhirnya bisa menjadi strategi untuk orang dengan gangguan mental.
Para peneliti menggunakan alat pemindaian untuk memantau tiga wilayah otak untuk tingkat glutathione pada sukarelawan sehat sebelum dan setelah mendapatkan sulforaphane. Mereka menemukan bahwa setelah tujuh hari, ada sekitar 30 persen peningkatan rata-rata kadar glutathione dalam otak subjek.
Baca Juga: Tidur yang Cukup dan Berkualitas Membangun Ingatan Relasional
Baca Juga: Analisis DNA 76 Ribu Penderita Skizofrenia Mengungkap Gen Spesifik
Baca Juga: Skizofrenia Faktor Risiko Tertinggi Kedua Kematian akibat COVID-19
Baca Juga: Peneliti: Orang-orang Kreatif Cenderung Mengidap Bipolar dan Depresi
Para peneliti mengatakan penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mempelajari apakah sulforaphane dapat dengan aman mengurangi gejala psikosis atau halusinasi pada orang dengan skizofrenia. Mereka perlu menentukan dosis optimal dan melihat berapa lama orang harus meminumnya untuk mengamati efeknya.
Para peneliti mengingatkan bahwa penelitian mereka tidak membenarkan atau menunjukkan nilai penggunaan suplemen sulforaphane yang tersedia secara komersial untuk mengobati atau mencegah skizofrenia. Pasien harus berkonsultasi dengan dokter mereka sebelum mencoba segala jenis suplemen yang dijual bebas.
"Untuk orang yang cenderung terkena penyakit jantung, kita tahu bahwa perubahan pola makan dan olahraga dapat membantu mencegah penyakit, tetapi belum ada yang seperti itu untuk gangguan mental yang parah," kata Sedlak. "Kami berharap bahwa suatu hari kami akan membuat beberapa penyakit mental dapat dicegah sampai batas tertentu."
Source | : | Jhon Hopkins Medicine,Molecular Neuropsychiatry |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR