"Ini berarti beruang kutub pasti bertahan melalui periode pemanasan selama sejarah Bumi," kata Lindqvist. Dia memperingatkan, bagaimanapun, bahwa daya tahan spesies ini selama beberapa juta tahun tidak menjamin kelangsungan hidupnya di masa depan.
Untuk memodelkan populasi historis beruang kutub, para ilmuwan menggunakan simulasi komputer untuk menganalisis genom beruang kutub yang terurut secara mendalam.
Baca Juga: Beruang Kutub Berjalan Jauh Demi Bertahan Hidup Akibat Es yang Mencair
Baca Juga: Akibat Perubahan Iklim, Beruang Kutub Diprediksi Punah Akhir Abad Ini
Baca Juga: Teknik Berburu Unik Beruang Kutub: Menghantam Singa Laut dengan Batu
Baca Juga: Pencairan Es dan Kelaparan Membuat Beruang Kutub Terancam Punah
"Ini adalah pertama kalinya kita dapat melihat, dari gen mereka, bagaimana sejarah populasi beruang kutub melacak sejarah iklim Bumi," kata Lindqvist. "Kami melihat peningkatan beruang kutub pada akhir Pleistosen Awal saat Bumi menjadi jauh lebih dingin, dan penurunan terus-menerus dalam ukuran populasi selama masa hangat.
"Kami juga menemukan, mungkin tidak mengejutkan, bahwa beruang kutub menjadi dalam jumlah yang jauh lebih kecil saat ini daripada selama prasejarah," lanjut Lindqvist. "Mereka memang telah kehilangan banyak keragaman genetik masa lalu mereka, dan karena itu, mereka sangat mungkin lebih sensitif terhadap ancaman perubahan iklim saat ini." pungkasnya.
Beruang kutub memiliki perbedaan genetik dari beruang coklat yang memungkinkan mereka bertahan hidup di iklim Arktik dengan pola makan yang sangat berbeda, dan studi baru mengidentifikasi gen yang mungkin bertanggung jawab atas ciri-ciri seperti pigmentasi beruang kutub dan kandungan lemak yang tinggi dari susu mereka.
Source | : | Phys.org |
Penulis | : | Wawan Setiawan |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR