Nationalgeographic.co.id—Meninggalkan organisasi antarpemerintahan bukanlah hal baru bagi bangsa Britania Raya. Pada 409 Masehi, Britania melepaskan diri dari kendali Kekaisaran Romawi. Ini terjadi setelah penaklukan Romawi pada Britania 350 tahun sebelumnya.
Kekaisaran Romawi, tentu saja sangat berbeda dari Uni Eropa saat ini. Namun banyak yang tergoda untuk menyebut pemisahan diri ini sebagai Brexit pertama.
Setelah sekian lama, apakah pemisahan diri ini berdampak pada penduduk Britania di abad ke-5?
Sekitar tahun 407 Masehi, Konstantinus III meninggalkan Britania, membawa serta elemen-elemen tentara yang tersisa. Ia menjadi penguasa Romawi terakhir yang berada di Inggris.
Penulis Romawi, Zosimus, mencatat bahwa tekanan penjajah Barbar memaksa bangsa Britania melawan. “Mereka menjalankan kehidupan sehari-hari tanpa peduli dengan hukum Romawi, bertindak sesuka hati,” tulisnya.
Tahun 409 Masehi merupakan akhir dari pemerintahan Romawi di Inggris. Tidak ada ‘orang Romawi’ yang tersisa. Kecuali sejumlah kecil tentara yang berperang bersama Konstantinus III. Setelah itu, orang Britania Romawi menyadari bahwa mereka tidak mendapat manfaat dari pajak yang dibayar ke Romawi. Mereka pun mengusir pemungut pajak Romawi.
Kehidupan Romawi menghilang dari Inggris
Pada dekade pertama abad ke-5, segala hal yang berkaitan dengan Romawi di Britania menghilang dengan cepat. “Ini adalah salah satu hal yang luar biasa,” tutur Will Bowden dilansir dari laman The Conversation.
Yang pertama adalah penggunaan koin. Romawi selalu memasok koin untuk Britania. Ini digunakan oleh penguasa Romawi untuk menggaji tentara. Pengiriman koin terbaru ke Britania terhenti pada 402 Masehi. Penggunaannya mungkin terus berlanjut di beberapa tempat selama beberapa tahun setelahnya. Namun yang digunakan hanya koin tua. Tidak ada upaya untuk mengedarkan koin baru atau koin lokal. “Ini menunjukkan tidak ada permintaan untuk perubahan kecil atau kepercayaan pada nilai mata uang logam,” tambah Bowden.
Ada sesuatu yang tidak biasa dari banyak koin yang ditemukan di Inggris. Koin ini memiliki lubang kecil yang dilubangi di atasnya. Jika koin tidak dapat digunakan untuk membeli barang, koin tersebut dilubangi, dan digunakan sebagai kalung atau anting-anting. Uang diubah menjadi perhiasan daripada digunakan sebagai alat pertukaran ekonomi.
Industri pembuatan tembikar juga menghilang sekitar 420 Masehi. Sementara vila-vila Romawi pun ditinggalkan.
Kota-kota telah mengalami perubahan dramatis. “Gedung-gedung publik yang monumental tidak digunakan sejak abad ke-3,” Bowden pun menambahkan. Tanda-tanda kehidupan kota menghilang hampir seluruhnya setelah sekitar 420 Masehi.
Baca Juga: Bangsa Romawi Percaya Cermin Pecah Bisa Membawa Petaka, Apa Alasannya?
Baca Juga: Liontin Perak Romawi Kuno Berbentuk Penis Ditemukan di Inggris
Baca Juga: Bangsa Romawi Ternyata Tidak Sebersih yang Dibayangkan, Ini Buktinya
Baca Juga: Vila Kaisar Romawi Hadrian, Cerminan Penguasa yang Berbudaya
Tembok Hadrian yang terkenal pun berubah. Alih-alih digunakan sebagai garnisun Romawi, tembok ini dialihkan jadi pangkalan pemimpin dan milisi lokal.
Apa yang terjadi selanjutnya?
Selama abad ke-5 setelah Britania tidak lagi menjadi bagian dari Kekaisaran Romawi, terjadi perubahan. Seperti cara berpakaian, bangunan, tembikar dan penguburan. Perubahan ini mungkin berkaitan dengan kedatangan imigran suku bangsa Jermanik dari seberang Laut Utara. Perubahan itu dengan cepat diadopsi oleh seluruh penduduk.
Paradoksnya, di Inggris bagian barat, penduduknya tidak pernah menunjukkan minat pada perubahan yang dibawa oleh suku bangsa Jermanik. Mereka tetap berperilaku dengan cara ‘Romawi’.
Prasasti batu tetap digunakan sebagai kubur, demikian juga anggur impor, peralatan makan dari Mediterania timur. Bagi mereka, ‘menjadi orang Romawi’ memiliki arti penting baru. “Ini sebagai cara untuk mengungkapkan perbedaan dengan orang-orang di timur yang dikaitkan dengan imigran,” kata Bowden.
Salah satu perubahan penting yang terjadi setelah penguasa Romawi angkat kaki adalah nama. Nama ‘Britania’ pemberian penguasa Romawi diganti menjadi ‘Angleland’, tempat di mana suku Angli. Angli adalah suku utama dari suku-suku Jerman yang menetap di Britania. Angleland jadi cikal bakal England atau Inggris hari ini.
Source | : | The Conversation |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR