Nationalgeographic.co.id—Guide to the Dutch East Indies (1897) karya J.F. Van Bemmelen dan G.B. Hooyer dan Java the Wonderland (1900) menjadi buku panduan berbahasa Inggris paling awal di Hindia Belanda.
Sebelumnya ada buku panduan lain yaitu Batavia, Buitenzorg en de Preanger. Gids voor Bezoekers en Toeristen (1891) oleh Maurits Buys dan buku panduan lain berjudul West Java: Traveller's Guide for Batavia to Tjilatjap (1894) oleh Fedor Schulze berbahasa Belanda.
Guide to the East Indies (1897) merupakan terjemahan bahasa Inggris dari buku berbahasa Belanda yang berjudul Reisgids voor Nederlandsch-Indi (1896) dari penulis yang sama, J.F. Van Bemmelen dan G.B. Hooyer.
J.F. Van Bemmelen merupakan seorang guru di SMA Gimnasium Willem III di Batavia, sedangkan G.B. Hooyer adalah pensiunan tentara Hindia Belanda dengan pangkat Letnan Kolonel.
Ahmad Sunjayadi, asisten pengajar Bahasa Belanda Sumber Hukum di FHUI, menulis dalam jurnal Paradigma berjudul "The Early tourist guidebooks to The Dutch East Indies and Malaya in the nineteenth and twentieth century" terbitan 2019.
Ia menyebut dalam jurnalnya bahwa buku saku yang dibuat orang Belanda itu dibuat ke dalam bahasa Inggris agar dapat dibaca oleh banyak kalangan dari berbagai bangsa dan Negara.
Dalam Guide to the Dutch East Indies (1897) juga disebutkan jalur pelayaran yang dapat dilakukan bangsa Barat menuju ke Hindia Belanda.
"Untuk perjalanan ke wilayah barat (Sumatra), wisatawan diarahkan ke Padang, Padang Panjang, Fort de Kock (Bukittinggi), Payakumbuh, Fort der Capellen (Batusangkar), Solok, dan kembali ke Batavia melalui Bengkulu," tulis van Bemmelen dan G.B. Hooyer dalam buku saku panduan wisatanya.
Mereka meneruskan: "Rute lain ke Sumatra adalah dari Batavia ke Pantai Timur Sumatra (Deli) melalui Bangka dan Belawan."
Perjalanan ke wilayah timur dibagi menjadi jalur Sulawesi dan Kepulauan Maluku. Untuk rute ke Sulawesi, kapal KPM berangkat dari Surabaya ke Manado dan Gorontalo melalui Makassar, Pare-Pare, Mandar, Palu, Toli-Toli, Buol, Minahasa Amurang.
Dalam buku panduan ini, Bali belum ditawarkan sebagai destinasi wisata. Informasi tentang Bali hanya terdapat pada kata penutup yang menyebutkan bahwa Bali sebagai tempat untuk melihat pura dan mempelajari pola interaksi masyarakatnya.
Baca Juga: Pembentukan Cagar Alam Semasa Hindia Belanda oleh S.H. Koorders
Source | : | jurnal Paradigma |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR