Nationalgeographic.co.id—Tim ilmuwan Ohio State University mengumpulkan 49 kelelawar pemakan katak dengan serangkaian suara yang menarik perhatian mereka. Suara tersebut adalah suara panggilan kawin dari spesies katak túngara jantan (Engystomops pustulosus) yang merupakan mangsa yang disukai kelelawar tersebut.
Para ilmuwan melatih kelelawar ini untuk terbang menuju salah satu sumber suara yang kemudian diganti dengan nada dering. Setelah dilatih, kelelawar ini kemudian dilepaskan dan dipasangi micro chip agar dapat dilacak.
Selanjutnya, antara satu dan empat tahun kemudian, 8 dari kelelawar itu ditangkap kembali dan diekspos lagi ke suara yang berhubungan dengan makanan. Semua dari mereka terbang ke arah suara, dan 6 terbang ke speaker dan mengambil hadiah makanan, yang berarti mereka berharap untuk menemukan makanan.
May Dixon, seorang postdoctoral dan peneliti di Ohio State University mengaku terkejut dengan hasil tersebut dan tidak mengira kelelawar masih mengingat suara yang didengarnya 1 tahun yang lalu.
"Saya terkejut! Saya berpikir bahwa setidaknya satu tahun akan menjadi waktu yang masuk akal bagi mereka untuk mengingat, mengingat semua hal lain yang perlu mereka ketahui dan mengingat bahwa memori jangka panjang memang memiliki biaya yang nyata," kata Dixon.
"Empat tahun menurut saya waktu yang lama untuk mempertahankan suara yang mungkin tidak akan pernah Anda dengar lagi."
Laporan penelitian tersebut telah diterbitkan di jurnal Current Biology dengan judul "Long-term memory in frog-eating bats" pada 20 Juni 2022.
Dalam penelitian mereka, Dixon dan rekannya memaparkan kelelawar Trachops cirrhosus yang ditangkap liar ke suara yang sangat menarik di laboratorium. Jika mereka menghampiri sumber suara, maka kelelawar akan mendapatkan daging katak yang mereka sukai.
Seiring waktu, suara itu bercampur dan secara bertahap digantikan oleh nada dering, tetapi hadiahnya sama. Para peneliti kemudian memperkenalkan tiga nada dering lainnya, tidak ada yang terhubung dengan hadiah makanan.
Kelelawar dilatih untuk membedakan nada dering itu dan akhirnya tidak lagi terbang ke arah suara yang tidak mendapatkan hadiah daging. Setiap kelelawar mendapatkan setidaknya 40 makanan ringan dengan terbang ke nada dering terlatih selama 11 hingga 27 hari.
Semua kelelawar dipasangi microchip dan dikembalikan ke alam liar. Dimulai setahun kemudian dan selama tiga tahun tambahan, tim menangkap kelelawar dan mengidentifikasi delapan dari percobaan awal dengan microchip mereka.
Source | : | Ohio State News,Current Biology |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR