Damnatio ad bestias menjadi metode yang disukai untuk mengeksekusi penjahat dan musuh. Ketika harga daging menjadi sangat mahal, Caligula memerintahkan agar semua tahanan Romawi ‘dimangsa’ oleh sekawanan hewan kelaparan.
Sejarawan Romawi Gaius Suetonius Tranquillus menceritakan bagaimana Caligula menjatuhkan hukuman mati kepada orang-orang itu. Ia bahkan tidak memeriksa dakwaan untuk melihat apakah kematian adalah hukuman yang pantas.
Baca Juga: Sejarah Berdarah Koloseum, Arena Hiburan dan Pembantaian Romawi
Baca Juga: Lima Metode Eksekusi Mati yang Paling Mengerikan di Era Romawi
Baca Juga: Poena Cullei, Hukuman Mati dengan Karung yang Mengerikan di Era Romawi
Orang Romawi pun makin senang menonton pertumpahan darah ini. Maka para bestiarii pun dipaksa untuk terus berinovasi pada bagaimana cara tahanan akan mati. Saking sadisnya, para tahanan mencoba bunuh diri agar terhindari dari kengerian yang menanti mereka.
Filsuf dan negarawan Romawi Seneca merekam kisah tentang seorang tahanan Jerman yang bunuh diri sebelum eksekusi. Ia memasukkan spons penyeka bokong ke tenggorokannya. Seorang tahanan lainnya yang menolak untuk masuk ke arena ditempatkan di atas kereta dan didorong masuk. Tawanan itu menyorongkan kepala di antara jari-jari rodanya. Ia bahkan lebih memilih untuk mematahkan lehernya daripada menghadapi kengerian telah direncanakan untuknya.
Sejarawan masih memperdebatkan seberapa umum binatang buas digunakan untuk eksekusi para tahanan selama pertandingan. Tetapi penyair dan seniman di masa itu menulis dan melukis tentang damnatio ad bestias dengan kekaguman yang mengejutkan.
Pertunjukan paruh waktu agar penonton betah ini mungkin lebih berkesan dari pertunjukan utamanya, gladiator dan balap kereta.
Source | : | Live Science |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR