Baca Juga: Dunia Hewan: Selidik Kepala Burung Pelatuk yang Berfungsi Seperti Palu
Baca Juga: Dunia Hewan: Bagaimana Burung Tidur saat Terbang dan Ikan Tidur di Air
Baca Juga: 'Nyanyian' Terumbu Karang di Sulawesi: Upaya Konservasi dengan Suara
"Kami melakukan percobaan di kedalaman laut untuk memeriksa kemungkinan daya tarik koleksi plankton yang beragam dan alami terhadap fluoresensi, di bawah arus alami dan kondisi cahaya yang ada di perairan dalam. Karena fluoresensi 'teraktifkan' terutama oleh cahaya biru (cahaya dari kedalaman laut), pada kedalaman ini fluoresensi menjadi terang secara alami, dan data yang muncul dari eksperimen itu tegas, mirip dengan eksperimen laboratorium," papar Or Ben-Zvi seperti dilansir Israel National News.
"Meskipun ada kesenjangan dalam pengetahuan yang ada mengenai persepsi visual sinyal fluoresensi oleh plankton, penelitian saat ini menyajikan bukti eksperimental untuk peran fluoresensi dalam memikat mangsa di karang. Kami menyarankan bahwa hipotesis ini, yang kami sebut 'hipotesis perangkap cahaya', mungkin juga berlaku untuk organisme fluoresen lainnya di laut, dan bahwa fenomena ini mungkin memainkan peran yang lebih besar dalam ekosistem laut daripada yang diperkirakan sebelumnya," simpul Ben-Zvi.
Di bagian terakhir penelitian, para peneliti memeriksa tingkat memangsa dari karang mesofotik yang dikumpulkan pada kedalaman 45 meter di Teluk Eilat. Mereka menemukan bahwa karang yang menunjukkan fluoresensi hijau menikmati tingkat pemangsaan yang 25 persen lebih tinggi daripada karang yang menunjukkan fluoresensi warna kuning.
Simak kisah-kisah selidik sains dan gemuruh penjelajahan dari penjuru dunia yang hadir setiap bulan melalui majalah National Geographic Indonesia. Cara berlangganan via bit.ly/majalahnatgeo
Source | : | Israel National News |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR