Nationalgeographic.co.id—Sekelompok ilmuwan Turki dan Mongolia telah menemukan sisa-sisa istana Khan yang telah lama hilang di Turki timur. Mereka meyakini istana ini dibangun oleh cucu Jenghis Khan, Hulagu Khan.
Hulagu Khan adalah penguasa negara Ilkhanid yang berumur pendek di tahun 1260-an Masehi. Sebuah laporan di Live Science menyatakan bahwa para arkeolog yang bekerja di situs penggalian Provinsi Van dekat Caldıran mungkin menemukan istana Khan yang didokumentasikan secara historis, yang dibangun antara tahun 1260-1265.
Hulagu Khan yang memerintah tahun 1256-1265 terkenal terkait dengan penjarahan brutal Baghdad pada 1258, yang menghancurkan sebagian besar kota dan warisan sejarahnya yang kaya. Kemarahan Khan di kota itu mengakibatkan penghancuran Perpustakaan Besar Baghdad, yang berisi banyak manuskrip dan buku tentang matematika, astronomi, fisika, filsafat dari Zaman Keemasan Islam (abad ke-8 dan seterusnya). Setelah Baghdad dijarah, pemimpin kota itu, Khalifah Al-Musta'sim Billah, dieksekusi.
Negara Ilkhanate (secara harfiah berarti khanat atau negara bawahan) muncul pada tahun 1220-an dan Hulagu Khan, putra Tolui Khan, menjabat sebagai penguasa tertinggi pertama Ilkhanate dari tahun 1251. Pada masa puncaknya negara Ilkhanate mencakup wilayah Irak, Tajikistan, Turki dan Pakistan. Negara Ilkhanid tidak bertahan lama dan runtuh selama kerusakan Black Death pada tahun 1330-an.
Saat ini delapan ahli dari Turki dan Mongolia sedang melakukan survei arkeologi di Dataran Caldiran di bawah kepemimpinan Profesor Ersel Çağlıtütuncigil, Kepala Departemen Arkeologi Islam Turki di Izmir Katip Çelebi University. Selama sebulan terakhir, mereka telah menemukan sisa-sisa tungku keramik karavanserai kuno, dan keramik dari periode Ilkhanid.
Tempat pembakaran karavanserai terletak di Jalur Sutra darat bersejarah Turki, dan sebelumnya tidak terdaftar dalam inventaris aset budaya, sebagaiman diberitakan Daily Sabah. Caravanserai adalah penginapan pinggir jalan di sepanjang rute perdagangan utama seperti Jalur Sutra yang berfungsi ganda sebagai pusat pertukaran barang, ide, dan budaya.
"Kami telah menemukan sebuah karavanserai yang sangat penting. Ada beberapa sisa bangunan yang menunjukkan keberadaan sebuah kota di sini. Penelitian menunjukkan bahwa kota ini didirikan di sebelah timur karavanserai. Kami telah menemukan banyak artefak tembikar di area kota. Contoh serupa dari keramik ini hanya dapat dilihat di Karakorum, Mongolia. Oleh karena itu, data ini dengan jelas menunjukkan adanya struktur Ilkhanate di Anatolia," jelas Profesor Ersel Çağlıtütuncigil.
Baca Juga: Jutaan Pria di Dunia Miliki Kemiripan DNA dengan Genghis Khan
Baca Juga: Dianggap Titisan Dewa, Genghis Khan Punya Misi Surga untuk Mendominasi
Baca Juga: Tionghoa Kalimantan Barat: Ekspedisi Kubilai Khan Sampai Mangkuk Merah
Menurut outlet berita Daily Sabah yang dikutip oleh Ancient Origins, para sejarawan di tim survei itu sedang memeriksa catatan sejarah yang menyebutkan keberadaan istana dan ibu kota musim panas di wilayah tersebut. Namun, catatan ini tidak merinci di mana tepatnya istana itu berada.
Sejarawan Armenia abad ke-13, Kirakos dari Ganja (1200-1271 Masehi), menyebutkan sebuah istana yang terletak di suatu tempat antara Danau Van dan Danau Urmiya. Sejarawan Armenia lainnya, Grigory dari Akanc (1250-1335 Masehi), menulis bahwa negara bagian Ilkhanate memiliki ibu kota musim panas dan istana di timur laut Danau Van di Ala Taq.
Istana Khan yang diketahui kelompok peneliti sebagai Istana Hulagu Khan dulunya pernah dijarah secara besar-besaran, sehingga sulit untuk menguatkan bukti keberadaan sisa istana tersebut.
"Sisa-sisa kompleks istana Khan sekarang hancur total," kata anggota tim penggalian Munkhtulga Rinchinkhorol, seorang arkeolog dari Akademi Ilmu Pengetahuan Mongolia, kepada Live Science.
Meskipun istana itu mengalami penjarahan, tim peneliti telah menemukan potongan-potongan genteng berlapis kaca, batu bata, keramik berlapis tiga warna dan pecahan porselen. Ini adalah material yang biasanya ada pada istana.
Penelitian lebih lanjut di situs tersebut sedang dilakukan oleh tim gabungan Turki-Mongolia untuk mengompilasikan bukti dan analisis atas sisa bangunan yang mereka yakini sebagai istana cucu Jengis Khan itu. Sebuah laporan penelitian akan disiapkan dalam beberapa bulan ke depan, kata Rinchinkhorol.
Simak kisah-kisah selidik sains dan gemuruh penjelajahan dari penjuru dunia yang hadir setiap bulan melalui majalah National Geographic Indonesia. Cara berlangganan via bit.ly/majalahnatgeo
Source | : | Live Science,Daily Sabah,Ancient Origins |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR