Nationalgeographic.co.id—Ratu Mary atau Ratu Maria dari Kerajaan Skotlandia dikenal karena kecantikannya. Meskipun, di balik kecantikannya itu menyimpan sejumlah fakta dan konspirasi.
Mary adalah satu-satunya anak sah James V dari Skotlandia yang masih hidup. Ia kala itu baru berusia enam hari ketika ayahnya meninggal. Setelah mangkatnya James V, dia naik takhta.
Setelah beranjak dewasa, ia sempat menikah meski berakhir dengan perceraian. Ia yang menikah di usia sangat muda, menjanda juga di usia 18 tahun. Setelahnya, ia menikah lagi untuk kedua kalinya.
"Pada tahun 1565, sang ratu memasuki pernikahan kedua yang keliru dengan sepupunya, Henry Stuart, Earl of Darnley, seorang pria yang lemah dan kejam dengan berpura-pura menjadi raja," tulis Farquhar.
Michael Farquhar menulis kepada The Washington Post dalam artikel berjudul "‘Forgive me’: The brutal execution of Mary, Queen of Scots" yang terbit pada 16 Desember 2018.
Baca Juga: Wanita-Wanita Pezina Berdarah Asia yang Dihukum Mati di Batavia
Baca Juga: 'Hukuman' Mati Dapat Terjadi Pada Siapa Saja dengan Tuduhan Penyihir
Baca Juga: Kisah Ratu Marie Antoinette yang Dieksekusi Saat Revolusi Prancis
Namun, dari pernikahan itu Mary malah semakin membenci suaminya. Kebenciannya meningkat ketika Earl of Darnley dan sekelompok bangsawan membantai sekretaris pribadi dan orang kepercayaan Mary di depan matanya.
Pada tahun 1566, sebuah rumah di luar Edinburgh tempat Henry terbaring dari penyakit, diledakkan oleh seseorang, sang calon raja dicekik ketika dia mencoba melarikan diri. Kecurigaan langsung dituduhkan kepada Mary.
Kecurigaan orang-orang semakin meningkat manakala Mary menikah lagi dengan Earl of Bothwell, orang yang juga diduga kuat terlibat dalam pembunuhan Henry. Para bangsawan Skotlandia yang marah menangkap pengantin baru dalam pertempuran di Bukit Carberry beberapa bulan kemudian.
Alhasil, Bothwell diasingkan, dan sang ratu, Mary, dipenjara. Setelah dipenjarakan oleh para elit Skotlandia, ia secara resmi digulingkan oleh putranya sendiri—keturunan dari Henry, James yang baru berusia 1 tahun.
Source | : | The Washington Post |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR