Baca Juga: Mangkunegara VII: Andil Besarnya bagi Sepak Bola di Surakarta
Baca Juga: Sekelumit Sejarah Dinamika Pabrik Gula Tasikmadu dari Masa ke Masa
Baca Juga: Mengenal Puro Mangkunegaran dan Modernitas Batiknya
Dari 26 prajurit perempuan dalam pasukan estri Mangkunegaran, Raden Mas Said hanya terperanjat pada satu prajurit saja. Ialah Rubiyah yang cantik dan memiliki tanda di kain yang ia kenakan.
Dari benih-benih asmara itulah yang membuat Raden Mas Said memperistrinya setelah berhasil bertakhta di praja Mangkunegaran sebagai Mangkunegara I. Roro Rubiyah akhirnya mendapat gelar kehormatan, Bendara Raden Ayu Matah Hati.
Tercatat dalam sejarah, sang permaisuri itu wafat di tahun 1814. Karena keistimewaannya, ia meminta Mangkunegara I untuk membangun pusaranya di tempat yang jauh dari praja Mangkunegaran.
"Tempat peristirahatan terakhirnya istimewa karena tidak dijadikan satu dengan makam keluarga Trah Mangkunagaran di Astana Mangadeg, Girilayu, Matesih, Karanganyar," pungkasnya.
Simak kisah-kisah selidik sains dan gemuruh penjelajahan dari penjuru dunia yang hadir setiap bulan melalui majalah National Geographic Indonesia. Cara berlangganan via bit.ly/majalahnatgeo
Source | : | jurnal Panggung |
Penulis | : | 1 |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR