Di Kekaisaran Romawi Timur, gereja turut campur dalam aturan perkawinan dan bahkan membuat larangan-larangan tertentu.
Jika pernikahan antar saudara tidak dilarang di Kekaisaran Romawi Barat, lain halnya dengan di Bizantium. Gereja melarang pernikahan antar kerabat dekat dan mereka yang "berafiliasi secara spiritual". Ini berarti orang tua baptis tidak diizinkan untuk menikahi anak baptis mereka.
Bagaimana masyarakat Bizantium menanggapi larangan-larangan yang ditetapkan oleh gereja?
Bagi penduduk yang tinggal di kota-kota besar, terutama Konstantinopel, tampaknya ini bukan masalah besar. Tetapi bagi penduduk pedesaan yang tersebar di seluruh Kekaisaran Bizantium, pembatasan ini menyebabkan masalah sosial yang ekstrem. Bayangkan sebuah desa kecil dengan sedikit penduduk, mereka pasti tidak memiliki banyak pilihan soal siapa yang akan dinikahi.
Di zaman Utsmaniyah, tidak jarang tidak jarang seseorang berpindah agama untuk menghindari mandat gereja. Ironisnya, ini mempermudah terjadinya perceraian dan pernikahan kesekian kalinya.
Simak kisah-kisah selidik sains dan gemuruh penjelajahan dari penjuru dunia yang hadir setiap bulan melalui majalah National Geographic Indonesia. Cara berlangganan via bit.ly/majalahnatgeo
Source | : | The Collector |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR