Keadaan tersebut diketahui menunjukkan fungsi otak dalam berbagai situasi.
Neta Maimon, yang berspesialisasi dalam kognisi musik, menjelaskan bahwa musik memiliki pengaruh besar pada berbagai pusat di otak. Di satu sisi, musik dikenal sebagai stimulan suasana hati yang cepat, terutama emosi positif.
Di sisi lain, dalam situasi yang berbeda, musik dapat menantang secara kognitif, mengaktifkan bagian depan otak. Terutama jika kita mencoba berkonsentrasi pada aspek musik yang berbeda, dan pada saat yang sama melakukan tugas tertentu.
Menurut Maimon, jika kita menggabungkan kedua kemampuan ini, kita dapat membuat tes kognitif yang cukup kompleks. Namun juga menyenangkan dan mudah dilakukan.
Selain itu, musik yang positif dan berirama yang masuk akal akan meningkatkan konsentrasi dan kinerja tugas.
Jadi, misalnya, "efek Mozart" yang terkenal, yang menunjukkan peningkatan kinerja pada tes kecerdasan setelah mendengarkan musik Mozart, sebenarnya tidak ada hubungannya dengan musik Mozart.
Tapi sebenarnya karena musik menciptakan suasana hati yang positif dan merangsang kita ke keadaan yang optimal untuk melakukan tes kecerdasan dan kreativitas.
Oleh karena itu, para peneliti berhipotesis bahwa dengan alat musik, juga akan memungkinkan untuk menantang subjek sejauh yang akan memungkinkan pengujian aktivitas frontal otak serta meningkatkan semangat mereka.
Penelitian ini termasuk percobaan di Dorot-Netanya Geriatric Medical Center. "Siapa pun yang dirawat di rumah sakit di Dorot, atau lembaga rehabilitasi geriatri lainnya, menjalani tes standar yang disebut mini-mental," kata Maimon.
Baca Juga: Temuan Baru: Efek Analgesik Musik untuk Mengurangi Nyeri Akut
Source | : | Tel Aviv University,Frontiers in Aging Neuroscience |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR