Melanggar pomerium dipercaya bisa membawa nasib sial. Contohnya ketika Konsul Tiberius Gracchus melintasi pomerium dua kali. Ia lupa mengambil alih kota. Kegagalannya itu menyebabkan kematian mendadak seorang pejabat yang mengumpulkan suara.
Sisi kiri yang jahat
Salah satu takhayul Romawi yang aneh adalah kepercayaan bahwa sisi kiri adalah jahat, sedangkan sisi kanan mewakili kebaikan. Kata bahasa Inggris modern "sinister" berarti sesuatu yang memberi kesan jahat. Ini berasal dari kata Latin "sinister" yang berarti "di sisi kiri".
Takhayul ini mungkin berasal dari orang Indo-Eropa sekitar 9.000 tahun yang lalu. Menurut penulis Anatoly Liberman, orang Indo-Eropa percaya bahwa doa harus ditujukan kepada matahari saat terbit di timur. Itu akan menempatkan tangan kiri di utara saat berdoa. Arah utara mewakili kejahatan karena dianggap sebagai lokasi dunia bawah Indo-Eropa atau "kerajaan orang mati".
Seiring waktu, sisi kiri terlihat jahat, bukan arah utara. Bangsa Romawi berbagi ketidakpercayaan takhayul mereka dari sisi kiri dengan keturunan lain dari Indo-Eropa. Ini termasuk Yunani kuno, Jerman dan Celtic.
Dari mana takhayul itu berasal, yang pasti, ini menjadi bagian dari kepercayaan Romawi kuno. Kata Latin "sinister" digunakan dalam ramalan Romawi. Bangsa Yunani kuno menganggap kiri sebagai sial menghasilkan pertanda buruk jika burung terbang ke kiri.
Urusan sisi kiri pun memengaruhi mereka yang kidal. Orang kidal dianggap tidak dapat dipercaya dan jahat. Bisa jadi kepercayaan soal sisi kiri juga jadi asal mula gagasan "bangun di sisi tempat tidur yang salah" (sisi kiri). Saat pelayan memasuki rumah, mereka harus menggunakan kaki kanan mereka alih-alih kaki kiri.
Mantra, penyihir, kutukan, dan keajaiban
Seperti bangsa lain di peradaban kuno lainnya, banyak orang Romawi kuno percaya pada sihir. Tulisan-tulisan kuno menunjukkan bahwa penyihir profesional bekerja di Romawi. Penulis abad Apuleius menulis deskripsi rinci tentang seseorang yang mengucapkan mantra jahat.
Dark mencatat bahwa bahkan di akhir era Republik, kota Roma dipenuhi dengan orang-orang dari tempat lain yang membawa berbagai bentuk sihir lokal. "Ada keragaman keyakinan yang sangat besar," katanya.
Selain itu, salah satu spesialisasi Romawi adalah "lempeng kutukan". Kutukan ditorehkan pada lembaran timah tipis dan kemudian dikubur, dilemparkan ke dalam sumur atau kolam, ditempatkan di celah batu atau dipaku ke dinding kuil.
Source | : | livescience |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR