Nationalgeographic.co.id—Antara masa pemerintahan Augustus dan Theodosius I, banyak obelisk Mesir diekspatriasi ke Eropa. Monolit kuno ini membuat banyak orang terkesan, termasuk musuh bangsa Romawi. Susah payah dibawa dari Mesir, apa fungsi obelisk bagi penguasa Romawi. Yang jelas, monumen kuno ini menjadi simbol kekuasaan, baik bagi penguasa Mesir maupun Romawi.
Ketika Romawi merebut Alexandria pada tahun 30 Sebelum Masehi, mereka terkagum-kagum akan monumen megah bangsa Mesir. Setelah berhasil menguasai Mesir, Augustus menjadi Firaun gadungan dan Mesir provinsinya yang paling bergengsi.
Untuk menegaskan kekuasaannya, ia mengambil sesuatu yang membuatnya tampak kuat dan hebat. Berdiri kokoh dengan tinggi 30 meter, obelisk mengapit pintu masuk kuil di seluruh negeri. Tidak ada benda atau bangunan yang dapat mengalahkan obelisk Mesir.
Pada tahun 10 Sebelum Masehi, Augustus memindahkan dua dari Heliopolis, Kota Matahari dan mengangkutnya ke Roma dengan kapal.
“Tentu saja, ini merupakan sebuah upaya besar,” ungkap Micahel Arnold di laman The Collector. Tindakannya ini kemudian diikuti kaisar Romawi lainnya.
Ribuan tahun setelah kejatuhan Romawi, negara adidaya seperti Inggris Raya, Prancis, dan Amerika Serikat pun mengikuti jejak Augustus. Karena itu, obelisk yang berasal dari Mesir justru banyak ditemukan di luar negara asalnya.
Apa fungsi obelisk bagi bangsa Mesir kuno?
Obelisk pertama dibangun selama Periode Dinasti Awal Mesir. Secara simbolis, obelisk digunakan untuk menghormati dewa matahari. Namun, fungsinya adalah untuk membagi hari menjadi dua bagian dengan bayangannya.
Para firaun kemudian mendirikan obelisk mungkin dari bagian yang sama pengabdian kepada para dewa dan ambisi duniawi. “Ada rasa gengsi yang melekat jika mereka mampun membangun sebuah obelisk,” tambah Arnold.
Obelisk Mesir selalu dipahat dari satu batu, yang membuat upaya pemindahan monumen ini menjadi sangat rumit.
Ratu Hatshepsut menugaskan dua obelisk yang sangat besar selama masa pemerintahannya. Untuk menunjukkan kekuatan, ia memamerkannya di sepanjang Sungai Nil sebelum memasangnya di Karnak.
Fungsi obelisk bagi Kekaisaran Romawi
Dua obelisk pertama di Roma didirikan di lokasi yang paling mencolok. Satu ditempatkan di Solarium Augusti di Campus Martius. Ini berfungsi sebagai gnomon dari jam matahari raksasa. Simbol zodiak yang menunjukkan bulan dalam setahun dipasang di sekitar pangkalannya. Dan itu terletak sedemikian rupa sehingga bayangannya akan menyoroti ulang tahun Augustus, Ekuinoks Musim Gugur.
Implikasinya adalah bahwa Augustus, yang memimpin Kekaisaran Romawi baru, mengambil alih ribuan tahun sejarah Mesir. Ini berarti tongkat estafet telah berpindah dari satu peradaban besar ke peradaban besar lainnya.
Kegunaan obelisk sebagai pengukur waktu juga penting. Profesi Klasik Grant Parker menuturkan, "kewenangan untuk mengukur waktu dapat menjadi indeks kekuatan negara."
Dengan demikian, obelisk, dengan fungsi sebagai pengukur waktu, menjadi simbol kekuatan Romawi.
Obelisk lainnya, sekarang terletak di Piazza del Popolo, awalnya didirikan di pusat Circus Maximus Roma kuno. Stadion ini adalah tempat utama kota untuk permainan umum dan balap kereta. Enam lainnya diangkut ke Roma oleh kaisar kemudian, dan lima dibangun di sana.
Upaya monumental memindahkan monumen Mesir ke Roma
Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk memuat obelisk Mesir ke dalam kapal sangatlah besar. Namun, pekerjaan ini masih dianggap “ringan”. Bandingkan dengan tugas orang Romawi yang harus mengangkutkan keluar dari Sungai Nil, melintasi Mediterania hingga sampai ke Tiber. Pekerjaan pun tidak berhenti sampai di sana. Mereka masih harus memasang obelisk di satu tempat. Semua ini dilakukan tanpa merusak monumen penting itu.
Sejarawan Romawi Ammianus Marcellinus menggambarkan kapal-kapal angkatan laut yang dibuat khusus untuk tugas ini. “Kapal-kapal itu ukurannya sampai sekarang tidak diketahui dan harus dioperasikan oleh masing-masing tiga ratus pendayung,” catatnya.
Kapal-kapal ini tiba di pelabuhan Alexandria untuk menerima monolit dan kemudian melintasi lautan.
Baca Juga: Bukti Mengapa Romawi Kuno Dianggap sebagai 'Surga' bagi Orang Cabul
Baca Juga: Tiga Festival Bangsa Romawi Kuno: Ketika Budak Bisa Pakai Baju Tuannya
Baca Juga: Sadisnya Venatio, Pertarungan Brutal Melawan Hewan Buas di Masa Romawi
Setelah sampai di pelabuhan Ostia, kapal lain yang dibuat khusus untuk berlayar di Tiber menerima monolit. Segala kesibukan ini menciptakan kerumunan yang terpesona dengan kemegahan obelisk. Bahkan setelah obelisk selesai terpasang, orang-orang Romawi terus memandang kapal-kapal pengangkutnya dengan penuh kekaguman.
Caligula memiliki satu kapal yang terlibat dalam pengangkutan obelisk dan dipamerkan di Teluk Napoli untuk sementara waktu. Sayangnya, kapal tersebut menjadi korban salah satu dari banyak kebakaran terkenal yang menghancurkan kota-kota Italia pada periode itu.
Obelisk Mesir justru banyak ditemukan di luar Mesir. Ironis memang, ini mungkin menjadi cara suatu negara menunjukkan kekuasaannya, sama seperti Kekaisaran Romawi.
Source | : | The Collector |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR