Nationalgeographic.co.id—Virus Zika punya trik tersendiri. Begitu ia masuk ke dalam tubuh, virus ini suka membuat sarang lebah untuk sel dendritik, sel yang kita andalkan untuk meluncurkan respons imun yang efektif.
"Sel dendritik adalah sel utama dari sistem kekebalan bawaan," kata Profesor LJI Sujan Shresta, anggota LJI Center for Infectious Disease and Vaccine Research. "Bagaimana virus ini begitu pintar sehingga mampu membuat infeksi di sel yang biasanya melawan infeksi?"
Saat ini, Shresta dan rekan di LJI dan University of California, San Diego, telah menemukan bahwa virus Zika sebenarnya memaksa sel dendritik untuk berhenti bertindak sebagai sel kekebalan. Dengan menggunakan model baru infeksi virus Zika, tim LJI menunjukkan bahwa virus Zika malah membuat sel dendritik menghasilkan molekul lipid. Molekul ini yang digunakan virus untuk membuat salinan dirinya sendiri.
"Ini adalah sel dendritik yang melakukan segalanya untuk membantu virus," kata Shresta.
Hasil studi ini telah dipublikasikan di jurnal Nature Communications pada 12 September. Makalah tersebut mereka beri judul SREBP2-dependent lipid gene transcription enhances the infection of human dendritic cells by Zika virus. Studi ini adalah langkah maju yang besar dalam pekerjaan Shresta Lab untuk memandu desain terapi antivirus baru terhadap banyak anggota keluarga Flavivirus. Termasuk Zika, demam berdarah, dan virus ensefalitis Jepang (JEV).
"Memahami bagaimana virus berinteraksi dengan sel manusia sangat penting untuk memahami cara mengobati atau mencegah infeksi di masa depan," kata Profesor UC San Diego Aaron Carlin, mantan peserta pelatihan di Lab Shresta dan salah satu pemimpin studi baru.
Emilie Branche, mantan peneliti pascadoktoral di LJI, memimpin upaya untuk mengembangkan model agar dapat lebih memahami bagaimana virus Zika dan virus dengue menargetkan sel dendritik. Dia bekerja dengan sel kekebalan manusia yang disebut monosit, yang dia dorong untuk berdiferensiasi menjadi sel dendritik.
Branche menganalisis bagaimana ekspresi gen dalam sel dendritik ini bergeser selama infeksi Zika atau demam berdarah. Dia kemudian membandingkan perubahan ekspresi gen dengan perubahan sel yang menjadi sasaran "infeksi tiruan". Perbandingan ini mengungkapkan dengan tepat bagaimana Zika melakukan pengambilalihan selulernya.
Para peneliti menemukan bahwa virus Zika memanipulasi gen yang mengontrol metabolisme lipid dalam sel dendritik. Virus memanggil protein seluler yang disebut SREBP, yang memaksa produksi lipid, atau molekul lemak, menjadi overdrive. Lipid ini menjadi blok bangunan untuk merakit salinan baru virus Zika. Salinan yang dimaksudkan untuk menyebar ke seluruh tubuh, selanjutnya mendorong infeksi.
"Kami menunjukkan bahwa Zika, tetapi bukan demam berdarah, memodulasi metabolisme sel untuk meningkatkan replikasinya," kata Branche.
Source | : | Clinical Lab |
Penulis | : | Wawan Setiawan |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR