Nationalgeographic.co.id—Dalam dunia hewan, para pejantan dianggap cenderung lebih agresif dalam urusan seksual ketimbang para betina. Mirip dengan anggapan bahwa pria cenderung lebih agresif dibandig wanita dalam hubungan seksual di antara sepasang manusia.
Namun, para ilmuwan di Champalimaud Center for the Unknown di Portugal memiliki dugaan bahwa hewan betina mungkin tidak sepasif kelihatannya. Oleh karena itu mereka mengerjakan sebuah studi untuk meneliti hal ini.
"Sudah diketahui bahwa lalat buah betina menunjukkan agresi terhadap makanan dan wilayah. Jadi kami bertanya, 'Bagaimana dengan urusan kawin? Mungkinkah mereka juga bersaing untuk pasangan kawin, tetapi dengan cara yang lebih halus yang luput dari perhatian kami sejauh ini?'“ kata Maria Luisa Vasconcelos, penulis senior studi baru.
Hasil penelitian yang diterbitkan pada 26 September 2022 di jurnal Current Biology ini kemudian mengonfirmasi dugaan mereka. "Kami menemukan tipe baru perilaku betina pada lalat buah: persaingan seksual yang agresif," kata Vasconcelos, seperti dikutip dari Phys.org.
Perilaku baru ini terungkap ketika tim menempatkan dua perempuan perawan dan satu pejantan di kamar yang sama. Pada awalnya, si pejantan bergantian merayu kedua betina itu. Pada tahap itu, tidak ada masalah.
Namun, begitu si pejantan mulai bersanggama dengan salah satu dari betina tersebut, betina yang lain menyerang pasangan itu. Si betina menanduk dan mendorong mereka, terutama berfokus pada bagian belakang betina lain, di mana aksi sanggama itu terjadi.
"Ini aneh karena ketika situasinya terbalik—ketika dua pejantan berada di ruangan yang sama dengan satu betina—keduanya dengan penuh semangat mengejar betina itu secara bersamaan. Tapi begitu proses kawin berlangsung, pejantan yang 'kalah' tidak menyerang," papar Vasconcelos.
Hasil awal ini memang mengejutkan, tetapi itu baru permulaan. "Kami ingin memahami keadaan persis apa yang memunculkan perilaku ini,” ujar Miguel Gaspar, seorang mahasiswa doktoral merupakan penulis pertama studi tersebut.
Baca Juga: Dunia Hewan: Suhu Tidur Favorit Lalat Buah, Singkap Misteri Biologi
Baca Juga: Dunia Hewan: Lalat Buah Menyimpan Transfer Gen Bakteri Terbesar
Baca Juga: Jamur Ini Buat Lalat Betina Jadi Zombi dan Menggoda Lalat Jantan
Tim menguji serangkaian kondisi eksperimental, mencoba menentukan resep yang tepat. Menariknya, salah satu temuan utama mereka adalah bahwa untuk menjadi agresif, betina harus dirayu terlebih dahulu.
"Jika seekor betina perawan memasuki ruangan saat pasangan itu sudah kawin, dia tidak akan menyerang," kata Gaspar.
Seperti yang diduga oleh para peneliti, status kawin betina juga merupakan komponen penting. Betina yang sudah atau baru saja kawin tidak akan menjadi agresif bahkan jika si pejantan awalnya sempat merayunya.
"Perkawinan memicu serangkaian perubahan fisiologis pada wanita, yang diketahui memiliki efek dramatis pada perilaku mereka juga," jelas Gaspar. "Dan memang, kami menemukan bahwa sementara perawan dengan cepat menjadi agresif, betina yang telah kawin acuh tak acuh terhadap pasangan yang sedang bersanggama."
Tim juga menemukan bahwa bau merupakan faktor penentu: Agresi hanya terjadi jika ada bau makanan. "Ini sangat menarik," kata Vasconcelos.
"Kita tahu bahwa betina yang kawin menjadi agresif terhadap satu sama lain di hadapan makanan. Mungkin karena mereka membutuhkan makanan untuk mendukung kehamilan. Namun, di sini betina masih perawan. Penjelasan yang mungkin adalah bahwa kawin di lingkungan dengan makanan dianggap sebagai kondusif untuk kehamilan yang sukses."
Selain itu, tim juga menemukan bahwa jenis reseptor bau tertentu sangat penting untuk menghasilkan perilaku tersebut. Ketika tim memblokir reseptor ini, tingkat agresi berkurang secara signifikan.
"Reseptor ini dikenal sebagai modulator penerimaan pada betina, jadi masuk akal bahwa mereka akan menjadi penting di sini," tambah Gaspar. "Hebatnya, faktor penciuman yang kami uji memainkan peran yang lebih signifikan daripada sinyal visual; lalat buta masih agresif selama reseptor ini aktif dan ada aroma makanan di dalam ruangan."
"Kami melaporkan di sini bagaimana agresi betina terhadap pasangan kawin bisa timbul," kata Vasconcelos. “Temuan ini menambah bukti yang berkembang bahwa lalat buah betina menunjukkan perilaku yang kaya dan kompleks yang sensitif terhadap keadaan sosial, lingkungan, dan internal. Sekarang, kita dapat menggunakan alat genetik dan molekuler ekstensif yang tersedia dalam penelitian lalat untuk menyelidiki saraf dasar dari perilaku yang baru ditemukan ini," pungkasnya.
Source | : | phys.org,Current Biology |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR