Nationalgeographic.co.id - Ratu Victoria dari Inggris terkenal dengan kegemarannya mencomblangi keluarganya dengan pangeran atau putri pilihannya. “Keturunan Victoria mendapatkan akses otomatis ke dalam biro jodoh paling eksklusif di dunia,” kata Deborah Cadbury, penulis Queen Victoria's Matchmaking: The Royal Marriages That Shaped Europe. Namun secara tidak langsung, kebiasaan mencomblangi ini turut menjadi pemicu Perang Dunia Pertama. Bagaimana bisa?
Kehidupan cinta yang diatur oleh sang ratu
Bukan hal yang aneh bagi seorang raja atau ratu untuk terlibat dalam pernikahan keluarganya. Undang-Undang Perkawinan Kerajaan tahun 1772 memberi kesempatan kepada raja Inggris untuk memveto setiap rencana pernikahan.
Ratu Victoria terkenal gemar menjodohkan keluarganya dengan keluarga kerajaan Eropa lainnya. Lewat perjodohan, ia berharap dapat memengaruhi Eropa dengan mengontrol siapa saja yang dinikahi oleh anggota keluarganya.
“Setiap pernikahan adalah bentuk kekuasaan lunak (soft power),” kata Cadbury. Victoria ingin menyebarkan monarki konstitusional yang stabil seperti Inggris di seluruh Eropa.
Untungnya, ia memiliki banyak anggota keluarga untuk melaksanakan niatnya itu. Victoria memiliki sembilan anak dan 42 cucu. Akhirnya, tujuh dari mereka duduk di singgasana Eropa seperti di Rusia, Yunani, Rumania, Inggris, Jerman, Spanyol, dan Norwegia.
Upaya perjodohannya tidak selamanya berbuah kebaikan. Semua keturunan ratu Victoria yang duduk di singgasana akhirnya akan saling memihak juga bertentangan selama Perang Dunia I. Secara tidak langsung, ini menimbulkan konsekuensi yang menghancurkan.
Apakah semua anak cucu ratu Victoria menuruti kehendaknya dalam menentukan pasangan?
Beberapa cucu Victoria mengikuti perintah nenek mereka tanpa mengeluh. Cucunya Albert Victor berada di urutan kedua untuk tahta. Atas perintah Victoria, ia menikah dengan Putri Mary of Teck dari Jerman.
Victoria menyukai putri Jerman itu karena kedudukannya. Ia pun memaksa Albert untuk menikahi sang putri. Namun tragedi melanda, Albert meninggal mendadak karena influenza pada tahun 1892.
Victoria kemudian menekan saudara laki-laki Albert, George, yang berada di urutan kedua takhta, untuk melamar Putri Mary. Segera, Putri Mary pun menjadi permaisuri George V. Kelak, ia adalah nenek dari Ratu Elizabeth II dari Inggris yang duduk di takhta selama lebih dari 70 tahun.
Source | : | History.com |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR