Nationalgeographic.co.id - Sebuah hasil studi baru mengungkapkan bahwa angka harapan hidup atau usia harapan hiduk penduduk Indonesia telah meningkat dalam rentang tahun antara 1990 higga 2019. Angka harapan hidup adalah rata-rata perkiraan banyak tahun yang dapat ditempuh oleh seseorang sejak lahir. Angka ini mencerminkan derajat kesehatan suatu masyarakat atau populasi tertentu.
Para peneliti dalam studi ini menggunakan hasil dari Global Burden of Diseases, Injuries, and Risk Factors Study (GBD) 2019 untuk menganalisis pola kesehatan di Indonesia di tingkat provinsi antara tahun 1990 dan 2019. "Analisis beban penyakit jangka panjang ini memberikan wawasan tentang kemajuan Indonesia menuju kesehatan universal cakupan dan kemampuannya untuk memenuhi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB pada tahun 2030," tulis para peneliti dalam laporan studi mereka.
Mereka menganalisis data kematian dengan perkiraan penyebab yang spesifik, tahun hidup yang hilang, tahun hidup dengan kecacatan, tahun hidup yang disesuaikan dengan kecacatan, harapan hidup saat lahir, harapan hidup sehat, dan faktor risiko untuk 286 penyebab kematian, 369 penyebab kehilangan kesehatan non-fatal, dan 87 faktor risiko menurut tahun, usia, dan jenis kelamin untuk Indonesia dan 34 provinsinya dari tahun 1990 hingga 2019.
"Untuk menghasilkan estimasi-estimasi untuk Indonesia di tingkat nasional, kami menggunakan 138 lokasi-tahun data untuk memperkirakan indikator demografi spesifik Indonesia, 317 lokasi-tahun data penyebab kematian spesifik Indonesia, 689 lokasi-tahun data untuk hasil spesifik non-fatal Indonesia, 250 data lokasi-tahun untuk faktor risiko spesifik Indonesia, dan 1.641 lokasi-tahun data untuk kovariat spesifik Indonesia," tulis para peneliti dalam makalah studi yang telah terbit di jurnal The Lancet Global Health pada November 2022.
"Untuk perkiraan subnasional, kami menggunakan jumlah sumber berikut: 138 lokasi-tahun data untuk memperkirakan indikator demografi spesifik Indonesia; 5.848 data lokasi-tahun untuk penyebab kematian spesifik di Indonesia; 1.534 lokasi-tahun data untuk hasil spesifik non-fatal Indonesia; 650 data lokasi-tahun untuk faktor risiko spesifik Indonesia; dan 16.016 lokasi-tahun data untuk kovariat spesifik Indonesia." Ringkasnya, para peneliti membuat perkiraan GBD 2019 untuk Indonesia dengan memasukkan total 1.915.207 baris metadata sumber. Mereka kemudian menggunakan total 821 kutipan atau sitasi.
Hasil studi ini mengungkapkan bahwa angka harapan hidup laki-laki di seluruh Indonesia meningkat dari 62,5 tahun menjadi 69,4 tahun antara tahun 1990 dan 2019. Ada perubahan positif sebesar 6,9 tahun.
Adapun untuk wanita selama periode yang sama, harapan hidup meningkat dari 65,7 tahun menjadi 73,5 tahun. Angka ini meningkat 7,8 tahun.
Baca Juga: Ketika Status Sosial Memengaruhi Harapan Hidup di Yunani Kuno
Baca Juga: Kenapa Wanita Cenderung Lebih Berumur Panjang Dibanding Pria?
Baca Juga: Empat Perubahan Gaya Hidup Ini Bisa Meningkatkan Angka Harapan Hidup
Yang menarik, ada disparitas atau kesenjangan yang besar dalam hasil kesehatan antarprovinsi. "Pada tahun 2019, Bali memiliki angka harapan hidup saat lahir tertinggi untuk laki-laki (74,4 tahun) dan Kalimantan Utara memiliki angka harapan hidup saat lahir tertinggi untuk wanita (77,7 tahun), sedangkan Papua memiliki harapan hidup saat lahir terendah untuk laki-laki (64,5 tahun) dan Maluku Utara memiliki harapan hidup saat lahir terendah untuk perempuan (64,0 tahun)," tulis para peneliti.
Perbedaan usia harapan hidup laki-laki antara provinsi dengan peringkat tertinggi dan terendah adalah 9,9 tahun dan perbedaan harapan hidup perempuan antara provinsi dengan peringkat tertinggi dan terendah adalah 13,7 tahun. Kesenjangan yang cukup besar.
Peneliti Ungkap Hubungan Tanaman dan Bahasa Abui yang Terancam Punah di Pulau Alor
Source | : | The Lancet Global Health |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR