Tingkat kematian, tahun hidup yang hilang, dan tahun hidup dengan kecacatan berdasarkan usia juga sangat bervariasi antarprovinsi pada tahun 2019. Tekanan darah sistolik tinggi, tembakau, risiko diet, glukosa plasma puasa tinggi, dan indeks massa tubuh yang tinggi adalah lima risiko utama yang berkontribusi terhadap kehilangan kesehatan yang diukur sebagai tahun hidup yang selaras dengan kecacatan di 2019.
"Temuan kami menyoroti bahwa Indonesia menghadapi beban ganda penyakit menular dan tidak menular yang bervariasi antarprovinsi. Dari tahun 1990 hingga 2019, Indonesia mengalami penurunan beban penyakit menular, meskipun penyakit menular seperti tuberkulosis, penyakit diare, dan infeksi saluran pernapasan bawah tetap menjadi sumber utama tahun hidup yang selaras dengan kecacatan di Indonesia."
"Namun, selama periode yang sama, tingkat kematian dan kecacatan semua usia akibat penyakit tidak menular dan paparan terhadap faktor risikonya menyumbang bagian yang lebih besar dari kehilangan kesehatan," beber para peneliti. Jadi, bisa dibilang, masalah kesehatan di Indonesia secara umum kini lebih didominasi oleh penyakit tidak menular ketimbang penyakit menular.
Temuan yang perlu dicermati juga, perbedaan hasil kesehatan antara provinsi dengan kinerja tertinggi dan terendah terlihat jelas makin melebar sejak tahun 1990. "Temuan kami mendukung proses komprehensif untuk meninjau kembali kebijakan kesehatan saat ini, memeriksa akar penyebab variasi beban penyakit antarprovinsi, dan memperkuat program dan kebijakan yang ditujukan untuk mengurangi kesenjangan di seluruh negeri," saran para peneliti.
Source | : | The Lancet Global Health |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR