Nationalgeographic.co.id—Kucing seringkali diidentikkan dengan susu, biasanya mereka ditampilkan sedang menjilati susu dari piring. Tapi benarkah aman bagi kucing minum susu?
Lukisan kucing minum susu tampaknya mulai populer sejak abad ke-19, ketika kucing dan anjing menjadi subjek populer bagi para seniman. Ketika Revolusi Industri berkembang dan lebih banyak orang bermigrasi ke kota, jumlah pemilik kucing dan anjing bertambah.
Hal itu kemudian membuat para seniman semakin dipanggil untuk melukis karya-karya hewan peliharaan yang menawan.
Karena itu, seniman Prancis Alfred-Arthur Brunel de Neuville sering menggambar kucing yang minum dari mangkuk susu, dan karyanya terbukti sangat populer selama masa hidupnya, menurut Rehs Galleries di New York City.
Namun, memberikan susu kepada kucing dewasa mungkin sebenarnya lebih berbahaya daripada bermanfaat bagi mereka, menurut badan amal veteriner terkemuka Inggris, People's Dispensary for Sick Animals.
Kucing sering kehilangan toleransi mereka terhadap laktosa, gula yang ditemukan dalam susu, ketika mereka bertambah tua, sama seperti kebanyakan manusia.
"Bagi kebanyakan kucing, kemampuan untuk mencerna laktosa menurun setelah disapih," kata Nathalie Dowgray, kepala International Society of Feline Medicine di Inggris, kepada Live Science.
Akibatnya, susu dapat menyebabkan masalah pencernaan pada kucing dan menyebabkan gejala seperti diare atau muntah.
Beberapa kucing mungkin mempertahankan kemampuan untuk mencerna laktosa hingga dewasa, seperti yang dilakukan beberapa orang, kata Dowgray.
Namun, "tidak ada manfaat nutrisi tambahan untuk memberi kucing Anda susu sapi jika mereka diberi makan makanan kucing lengkap dan seimbang berkualitas tinggi," katanya.
Selain itu, susu sapi penuh dengan lemak. Sepiring susu untuk kucing "seperti Anda makan pizza berukuran 12 inci," kata People's Dispensary for Sick Animals. Dengan demikian, susu sapi dapat menyebabkan kucing menjadi kelebihan berat badan, kata Dowgray.
Source | : | Live Science,Journal of Feline Medicine and Surgery |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR