Nationalgeographic.co.id—Meskipun badan tarsius berukuran kecil, suaranya cukup tinggi. Ternyata, jika sepasang tarsius spektral Gursky (Tarsius spectrumgurskyae) disandingkan untuk berduet, mereka akan menciptakan keahlian yang mirip dengan coloratura yang biasanya dinyanyikan dalam sebuah opera.
Coloratura adalah seni bernyanyi wanita dengan suara yang berpindah nada dengan cepat, ringan, dan lincah. Kebanyakan lagu yang memerlukan suara seperti ini ada pada opera Italia. Atau bahkan, bisa dilakukan oleh pria bersuara tinggi yang dipraktekkan oleh Queen dalam lagu "Bohemian Rhapsody".
Fenomena ini diungkapkan oleh para peneliti dari Universitas Sam Ratulangi dan Cornell University dalam jurnal Frontiers in Ecology and Evolution. Makalah mereka berjudul "Investigating note repertoires and acoustic tradeoffs in the duet contributions of a basal haplorrhine primate" yang dipublikasikan 2 Agustus 2022, dan dipimpin oleh Isabel Comella dari Cornell Lab of Ornithology, Cornell University. Anda bisa mendengar rekaman suaranya lewat tautan berikut.
"Di sini kami menunjukkan bahwa duet tarsius spektral Gursky menunjukkan pertukaran akustik dalam laju nada dan lebar nada--yakni, rentang frekuensi dalam nada," kata Comella, dikutip dari Eurekalert.
Mereka mencatat, tidak semua tarsius dapat menyanyikan duet tersebut dengan baik. beberapa tarsius sepktral Gursky bisa mencapai nada yang membentang pada lebar nada (bandwidth) yang luas. Sisanya, dalam "nyanyian" duet itu, ada banyak pengulangan nada yang cepat, walau hanya sebagian kecil yang bisa mengatur keduanya secara bersamaan.
"Untuk menghasilkan nada frekuensi tinggi dengan lebar pita lebar, tarsius spektral Gursky harus membuat modifikasi vokal yang cepat dan menyeluruh, yang mungkin menuntut fisik. Jadi rata-rata, kami menemukan bahwa duet dengan pita lebar cenderung memiliki nada yang berulang kali lebih lambat, dan sebaliknya," lanjutnya.
Temuan ini menunjukkan bahwa kompleksitas duet tarsius spektral Gursky memberi sinyal informasi kepada pasangan ekstra sejenis. Pesannya mungkin terkait kebugaran fisik pasangan duet dalam spesies. Ibaratnya, suara nyanyian mereka seperti perilaku merak dengan ekornya, tetapi dengan catatan untuk betina dan jantan.
Tarsius spektra Gursky adalah hewan monogami. Secara sosial, mereka menempati wilayah antara 1,6 dan 4,1 hektar yang mereka 'pertahankan' dengan nyanyian duet. Suara mereka memberi petunjuk pada sesama jenisnya bahwa mereka sudah punya pasangan, dan wilayah mereka sudah diambil. Cara ini bisa meminimalkan perkelahian yang berbahaya bagi spesies mereka.
Baca Juga: Ahli Ornitologi Menemukan Dua Spesies Baru Burung Matahari di Sulawesi
Baca Juga: Geopark Maros Pangkep Diakui sebagai Geopark Dunia, Apa Istimewanya?
Baca Juga: Mengapa Bohemian Rhapsody Menjadi Lagu Terbaik yang Pernah Ditulis?
Baca Juga: Lokananta dan Upaya Soekarno Membangun Ketahanan Budaya Bangsa
Terkadang, tarsius muda juga ikut menyanyikan lagu yang dilantunkan orang tuanya. Jika didengar di alam liar, ini akan menjadi paduan suara yang merdu.
Para peneliti mengungkapkan, ada hubungan negatif antara lebar nada dan kecepatan duet untuk dua jenis kelamin. Hal ini menunjukkan adanya pertukaran antara dua sifat. Akan tetapi, hubungan lewat duet ini lebih kuat untuk betina. Masih belum jelas, menyanyikan nada pita lebar secara berurutan sangat membebani betina.
"Bukti untuk analogi pertukaran antara tingkah dan lebar nada vokalisasi sebelumnya telah ditemukan di beberapa spesies burung, kelelawar, tikus, dan primata lainnya,: kata salah satu penulis Dena J. Clink, peneliti dari institusi yang sama dengan Comella.
"Banyaknya terjadi di ragam spesies, termasuk T. spectrumgurskyae, menunjukkan bahwa mereka mungkin karena kendala morfologis atau neurologis dalam produksi vokal yang hampir universal di seluruh hewan, sesuatu yang langka dalam bioakustik."
Masih sedikit yang kita ketahui tentang tarsius, terang Clink. Ada banyak hal yang bisa dieksplorasi lebih lanjut dari fenomena ini, misalnya terkait duet mereka dalam menyanyi sebagai tanda kebugaran, atau fungsi lain dari duet ini.
Source | : | Eurekalert |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR