Sekalipun "pengacara mereka berpendapat bahwa banjir itu adalah 'perbuatan Tuhan' yang terjadi begitu saja, sesuai dengan kehendaknya," imbuh Khalid dalam tulisannya.
Baca Juga: Perkampungan dalam Kota Membutuhkan Tata Evakuasi Bencana yang Optimal
Baca Juga: Selidik Fungsi Sungai di Asia hingga Eropa: Tempat Lahirnya Peradaban
Baca Juga: Banyak Sungai di Dunia Telah Berubah dan Manusia adalah Pelakunya
Frank Shomo, tercatat sebagai orang terakhir yang dinyatakan selamat dari peristiwa banjir bandang yang menimpanya di tahun 1889. Ia kemudian meninggal pada tanggal 20 Maret 1997, pada usia 108 tahun.
Bukti-bukti baru bermunculan pada tahun 2013. Fakta sesungguhnya adalah orang-orang kaya yang memegang proyek itu benar-benar menurunkan bendungan hampir setinggi 1 meter, secara drastis meningkatkan risiko jebolnya bendungan dan menyebabkan bencana.
Kenyataan itu yang kemudian membuktikan bahwa hujan deras sepanjang Mei 1889 bukan tidak mungkin mendorong jebolnya tanggul. Hanya saja, bukti-bukti itu datang terlambat bagi para korban.
"Para korban kalah dalam setiap kasus yang diajukan terhadap pemilik proyek, dan para taipan pergi begitu saja tanpa hukuman," pungkasnya. Peristiwa bersejarah ini dikenal luas dengan banjir Johnstown.
Source | : | History Collection |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR