Sebagian besar sejarawan setuju bahwa api itu dimulai atas hasutan Thais, seorang hetaira atau pelacur dari Athena. Thais saat itu adalah kekasih Ptolemy I, salah satu jenderal Aleksander. Namun sejarawan Athenaeus mengeklaim bahwa Aleksander sering ditemani oleh Thais.
Beberapa sejarawan berpendapat bahwa para penakluk dari Makedonia itu merayakan kemenangan dengan anggur yang berlimpah. Mereka kemudian memutuskan untuk membakar ibu kota sebagai pembalasan atas pembakaran Athena pada 480 Sebelum Masehi.
Namun sejarawan kuno Arrian berpendapat lain soal pembakaran Persepolis itu.
Diodorus Siculus
Salah satu kisah paling terkenal tentang pembakaran kota besar berasal dari sejarawan Diodorus Siculus dalam Bibliotheca Historica. Ia menggambarkan kisah pembakaran Persepolis sebagai berikut:
Aleksander menggambarkan Persepolis kepada orang Makedonia sebagai musuh terburuk mereka di antara kota-kota Asia. Ia menyerahkannya kepada para prajurit untuk dijarah, kecuali istana kerajaan. Orang-orang Makedonia bergegas ke sana, membunuh semua orang dan menjarah rumah-rumah.
Istana kerajaan yang agung, yang terkenal di seluruh dunia yang berpenghuni, dikutuk dengan kehinaan dari kehancuran total. Orang Makedonia menghabiskan sepanjang hari dalam penjarahan tetapi masih tidak bisa memuaskan keserakahan mereka yang tak habis-habisnya. Karena Persepolis telah melampaui semua kota lain dalam kemakmuran, jadi dia sekarang melampaui mereka dalam kemalangan.
Alexander sangat memusuhi penduduk setempat dan tidak mempercayai mereka. Ia ingin menghancurkan Persepolis sepenuhnya.
Sang penakluk dari Makedonia itu pun mengadakan pertandingan untuk merayakan kemenangannya. Suatu hari ketika para sahabat sedang berpesta dan mabuk-mabukan, kegilaan yang kejam menguasai mereka. Salah satu wanita yang hadir, Thais, menyatakan bahwa akan menjadi pencapaian terbesar Aleksander di Asia untuk bergabung dalam prosesi mereka dan membakar istana kerajaan.
Seseorang berteriak untuk memimpin prosesi dan menyalakan obor. Ia mendesak mereka untuk menghukum kejahatan yang dilakukan terhadap tempat-tempat suci Yunani. Yang lain ikut menangis dan berkata bahwa hanya Aleksander yang layak atas perbuatan ini.
Sejumlah obor dengan cepat dikumpulkan. Aleksander memimpin upacara dengan sang pelacur. Semua pun masing-masing melempar obor dan api melahap habis pertama Kekaisaran Persia Achaemenid itu.
Sejarawan kuno Quintus Rufus dan Plutarch juga meninggalkan catatan yang sama tentang siapa yang membakar Persepolis.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Source | : | World History Encyclopedia |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR