Nationalgeographic.co.id—Pencemaran laut yang disebabkan oleh mikroplastik telah menjadi masalah lingkungan global. Semakin hari semakin banyak plastik yang terdeteksi di tubuh satwa liar laut dan unggas.
Secara global, Indonesia menempati urutan kedua dalam hal emisi plastik ke lautan. Secara umum, negara-negara Asia Tenggara pada umumnya juga tertinggal dalam mengatasi dan mengelola sampah plastik.
Di banyak tempat, terutama yang jauh dari daerah perkotaan di Indonesia, sampah umumnya tidak dikumpulkan. Sampah rumah tangga biasanya dibuang di belakang rumah atau di sepanjang sungai.
Proporsi plastik dalam limbah yang dibuang ke sungai semakin meningkat. Sayangnya, tidak ada perubahan dalam cara pembuangannya, sedangkan volume sampah yang dibuang justru makin meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi.
Limbah tersebut dibawa ke hilir ke laut melalui sungai-sungai, terutama saat arus air melonjak setelah hujan deras. Untuk mengklarifikasi jumlah sampah plastik dari sungai-sungai di Jakarta, ibu kota Indonesia, tim peneliti yang digawangi oleh Profesor Takanobu Inoue dari Toyohashi University of Technology memulai penelitian menggunakan berbagai metode untuk memperkirakan berapa banyak plastik yang dibuang ke laut.
"Karena penelitian ini merupakan studi pertama tentang limpasan limbah yang dilakukan oleh tim ini, mereka memulai dengan menilai cara mengumpulkan data. Berbagai cara dicoba, antara lain dengan menyuruh para mahasiswa berbaris menyeberangi sungai dan mengumpulkan sampah yang mengapung selama 10 menit, atau dengan menggunakan jaring untuk mengumpulkan sampah," sebagaimana yang disebutkan dalam keterangan tertulis Toyohashi University of Technology.
Namun, saat menilai beberapa sungai di Jakarta, terlihat bahwa sampah terapung terperangkap saat mengalir ke hilir oleh tiang-tingan terapung yang dipasang di tiang-tiang pagar di seberang sungai. Sekop hidrolik kemudian dipasang di tepi sungai untuk membuang sampah yang terkumpul, yang kemudian dimuat ke truk untuk diangkut ke tempat pembuangan sampah.
Tim peneliti mengambil sampel sampah yang terkumpul ini, dan setelah dipilah, ditentukan bahwa rasio rata-rata plastik dalam sampah ini adalah 78%. Secara khusus, botol PET dan kantong plastik yang dikeluarkan toko menyumbang lebih dari setengahnya. Namun, proporsi sedotan cukup kecil.
Berdasarkan jumlah yang diperoleh kembali, para peneliti kemudian memperkirakan jumlah sampah plastik yang akan terbuang ke laut jika tidak ada peralatan pengumpul berkisar antara 7,7 hingga 12,6 gram per orang per harinya.
Ada beberapa peneliti Indonesia yang terlibat dalam penelitian ini. Mereka adalah Mega Mutiara Sari, Pertiwi Andarani, Suprihanto Notodarmojo, dan Regil Kentaurus Harryes.
Laporan hasil penelitian mereka telah dipublikasikan di jurnal Marine Pollution Bulletin (Volume 182) pada September 2022. Makalah studi yang diterbitkan di jurnal internasional tersebut berjudul "Plastic pollution in the surface water in Jakarta, Indonesia".
Baca Juga: Delapan Juta Ton Sampah Plastik Mencemari Lautan Selama Pagebluk
Baca Juga: Repotnya Petugas Kebersihan Sampah di Surabaya Semasa Hindia Belanda
Baca Juga: Ilmuwan Mengembangkan Sensor untuk Mendeteksi Nanoplastik di Udara
Secara rinci, hasil riset ini mengungkap bahwa proporsi sampah plastik sedikit meningkat di hilir sungai-sungai Jakarta ketimbang di hulu. Studi ini juga mengungkapkan bahwa fasilitas penampungan sampah memiliki proporsi sampah plastik yang lebih tinggi (87%) dibandingkan sampah di sungai.
Adapun terkait jumlahnya, sampah plastik yang diperoleh dari boom jaring apung di sungai-sungai Jakarta mencapai 205 kilogram per hari. Ini jumlah yang cukup fantatis karena itu berarti ada 74.825 kilogram sampah yang dibuang ke sungai-sungai Jakarta dalam setahun. Itu setara dengan sekitar 4 kali berat bus TransJakarta merek Scania.
Bayangkan saja jika ada sampah plastik berupa 4 bus TransJakarta yang dibuang ke sungai-sungai Jakarta tiap tahunnya! Sungguh memalukan dan menyedihkan.
Penelitian mengenai sampah di sungai-sungai Jakarta ini merupakan bagian dari riset bertajuk “Estimation of amount of release of plastics to the ocean in Indonesia” (2019 - 2022) di bawah program kerja sama bilateral dengan Japan Society for the Promotion of Science. Tim peneliti dalam riset ini telah mengerjakan survei bertajuk “Survey into Plastic Volume Discharged via Rivers in Indonesia" sebagai bagian dari Grant-in-Aid for Scientific Research.
Source | : | Toyohashi University of Technology |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR