Namun dari mana asal kaca hijau itu masih menjadi misteri. Namun ada kemungkinan kaca hijau itu berasal tabrakan meteorit yang mengubah pasir menjadi batu.
Teks peti mati
Termasuk dalam makam Tutankhamun adalah Kitab Orang Mati, termasuk "Pengakuan Negatif" dari Bab 125.
Orang Mesir percaya untuk masuk ke alam baka, almarhum harus menyatakan sebanyak dua kali bahwa ia tidak melakukan berbagai dosa. Ini termasuk "Saya tidak membunuh", "Saya tidak memiskinkan sesama saya", "Saya tidak mengambil susu dari mulut anak-anak". Pernyataan itu dilakukan sebelum Osiris dan pengadilan yang saleh mengadilinya.
Pijakan kaki sebagai tanda penghinaan pada musuhnya
Selama pemerintahannya, Tutankhamun memiliki musuh politik di dalam Mesir yang ingin merebut kekuasaannya dan musuh asing yang ingin menyerang.
Untuk menunjukkan penghinaannya terhadap siapa pun yang menantang otoritasnya, Tutunkhamun membuat pijakan kaki. Musuh tertua Mesir adalah orang Nubia, yang mereka sebut pemanah. Di samping salah satu singgasana spektakuler di makam itu terdapat pijakan kaki "Sembilan Busur". Pijakan kaki itu merujuk pada semua musuh Mesir.
“Dengan mengistirahatkan kakinya di atas gambar Sembilan Busur, firaun mungkin secara simbolis menginjak-injak musuhnya setiap kali dia duduk,” ujar Wilkinson.
Mumi bayi Perempuan yang lahir mati
Makam Tutankhamun ingin menunjukkan bahwa ia adalah penguasa yang hampir seperti dewa dengan kekuatan yang tak tertandingi. Namun sayangnya, beberapa benda di dalamnya seakan mengingkari kedewaannya.
Baca Juga: Fakta dan Hoaks Kutukan Mumi Firaun Tutankhamun dan para Korbannya
Baca Juga: Berkat Bioarkeologi, Kita Bisa Bertatap Muka dengan Firaun Tutankhamun
Baca Juga: Era Tutmania, Bagaimana Firaun Tutankhamun Menguasai Budaya Pop?
Baca Juga: Benarkah Terompet Milik Firaun Tutankhamun Jadi Pemicu Perang Dunia?
Sebuah peti mati kayu kecil, dengan 2 peti mati kecil di dalamnya, berisi tubuh 2 bayi perempuan Tutankhamun yang lahir mati. Keduanya tidak hidup di luar rahim. Kematian mereka akan menjadi akhir dari garis keturunan Tutankhamun. Sang firaun meninggal pada usia 19 tahun sebelum menghasilkan ahli waris.
Tutankhamun bukanlah Tuhan atau dewa. Studi ilmiah modern terhadap mumi Tutankhamun menunjukkan bahwa dia memiliki gigi yang terlalu banyak dan bengkok, langit-langit mulut yang sumbing dan tengkorak yang memanjang. Ia juga menderita skoliosis, kaki yang kaku. Para ilmuwan berpendapat bahwa cacat tubuh yang diderita Tutankhamun merupakan akibat dari perkawinan sedarah.
Semua harta tersebut diharapkan cukup untuk menjadi bekal bagi Firaun Tutankhamun di alam baka.
Source | : | NY Post |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR