Nationalgeographic.co.id—Selama satu dekade, arkeolog Inggris Howard Carter melakukan penggalian tanpa hasil di Lembah Para Raja. Ketika sang penyandang dana, George Herbert, 5th Earl of Carnarvon, hampir menghentikan proyek itu, Carter menemukan sebuah tangga. Usaha keras selama 15 tahun pun membuahkan hasil. Tangga yang ditemukan itu menguak sebuah makam yang tidak tersentuh selama 3000 tahun. Di sana, Firaun Tutankhamun dimakamkan. Seperti firaun-firaun Mesir kuno lainnya, Tutankhamun dibekali dengan harta berlimpah di makamnya. Sekitar 5.400 benda budaya, politik, agama, dan sejarah ditemukan di dalamnya. Harta benda itu jadi bekal bagi sang firaun di alam baka.
“Penemuan Howard Carter pun dipuji-puji sebagai penemuan arkeologi terbesar sepanjang masa,” tulis Toby Wilkinson dalam Tutankhamun's Trumpet: Ancient Egypt in 100 Objects from The Boy King's Tomb. Semua harta benda yang ada di dalam makam Tutankhamun menggambarkan seperti apa kehidupan di Lembah Nil selama pemerintahannya. Apa saja yang ada di dalam makamnya?
Enam kereta emas
Kereta yang ditarik kuda ditemukan oleh orang Indo-Arya di Asia Tengah. Militer Mesir mengadopsi kereta perang sebagai kendaraan tempur dan menguasainya. Bangsa Mesir kuno menggunakan instrumen dari negeri asing tersebut dalam pertempuran merebut wilayah.
Enam kendaraan seperti itu ditemukan di makam Tutankhamun, dengan kabin berbentuk D. Lantai dilapisi kulit untuk membantu meredam guncangan. Setiap kereta memiliki kuk untuk dipasang pada 2 kuda.
Wilkinson menulis bahwa gambar firaun dalam kereta di makam Tutankhamun menjadi ikon klasik kekuasaan kerajaan.
Peti kanopi
Benda-benda di makam Tutankhamun menyiratkan kehidupan Mesir kuno yang indah. Mulai dari pakaian dan perhiasan dekoratif, makanan dan minuman lezat, hingga permainan rumit. Tetapi keberadaan peti kanopi mengingatkan bahwa ruangan itu merupakan sebuah kuburan.
Peti itu berisi empat miniatur peti mati emas yang ditempatkan dalam balok kalsit padat. Masing-masing berisi bagian tubuh firaun yang telah meninggal. Yang satu hatinya, yang lain paru-parunya; yang ketiga adalah perutnya dan yang keempat ususnya. Semua organ itu dibalsem untuk mencegah pembusukan sehingga sang firaun dapat terus menggunakannya saat ia di akhirat.
Kuil emas kecil
Sebuah kuil kayu dibangun di atas dasar perak, potongannya dilapisi dengan kertas emas. Pada kuil kecil ini, terdapat 18 lukisan yang menggambarkan kebahagiaan rumah tangga antara Tutankhamun dan istri mudanya, Ankhesenamun.
Salah satunya menggambarkan Tutankhamun yang sedang berburu sementara Ankhesenamun bersantai di tepi sungai. Sang ratu menyerahkan anak panah kepada raja.
Lukisan itu menunjukkan dataran hitam Lembah Nil yang kaya dengan ikan dan satwa liar. Namun penggambaran memiliki arti yang lebih dalam karena menembak dan membuahi adalah kata yang sama dalam bahasa Mesir. Maka, panah di dalam lukisan itu melambangkan lingga.
“Adegan itu merupakan sebuah metafora untuk hubungan seksual dan prokreasi," menurut Wilkinson.
Belati yang terbuat dari besi dan emas
Sebagian harta makam tersebar di empat ruangan yang ada di makam Tutankhamun. Namun beberapa di antaranya sangat berharga sehingga ditempatkan sangat dekat dengan sang firaun muda itu.
Artefak itu termasuk dua belati. Satu belati emas diselipkan di dalam pembungkus linen di pinggang Tutankhamun. Belati emas ini menandakan kekayaan besar firaun. Sedangkan belati besi disembunyikan di bungkus paha kanan firaun dan mewakili jangkauannya. “Besi adalah bahan yang sangat langka di Mesir. Belati besi ini simbol status pamungkas," tambah Wilkinson.
Hanya bangsawan saja yang memiliki emas dan besi di zaman Mesir kuno.
Hiasan dada dengan batu berwarna hijau
Makam Tutankhamun dipenuhi dengan perhiasan yang terbuat dari emas dan batu mulia. “Seperti cincin dalam jumlah yang besar, gelang, kalung, liontin, dan hiasan dada,” ungkap Wilkinson.
Salah satunya adalah hiasan dada yang dirancang seperti kumbang scarab. Di tengahnya ada satu batu hijau yang awalnya dianggap kalsedon semi mulia.
Penyelidikan lebih lanjut menunjukkan bahwa batu itu kemungkinan adalah pecahan kaca hijau. Kaca itu ditemukan di antara bukit pasir setinggi 100 meter di Laut Pasir Besar yang terpencil dan tidak dapat diakses.
Namun dari mana asal kaca hijau itu masih menjadi misteri. Namun ada kemungkinan kaca hijau itu berasal tabrakan meteorit yang mengubah pasir menjadi batu.
Teks peti mati
Termasuk dalam makam Tutankhamun adalah Kitab Orang Mati, termasuk "Pengakuan Negatif" dari Bab 125.
Orang Mesir percaya untuk masuk ke alam baka, almarhum harus menyatakan sebanyak dua kali bahwa ia tidak melakukan berbagai dosa. Ini termasuk "Saya tidak membunuh", "Saya tidak memiskinkan sesama saya", "Saya tidak mengambil susu dari mulut anak-anak". Pernyataan itu dilakukan sebelum Osiris dan pengadilan yang saleh mengadilinya.
Pijakan kaki sebagai tanda penghinaan pada musuhnya
Selama pemerintahannya, Tutankhamun memiliki musuh politik di dalam Mesir yang ingin merebut kekuasaannya dan musuh asing yang ingin menyerang.
Untuk menunjukkan penghinaannya terhadap siapa pun yang menantang otoritasnya, Tutunkhamun membuat pijakan kaki. Musuh tertua Mesir adalah orang Nubia, yang mereka sebut pemanah. Di samping salah satu singgasana spektakuler di makam itu terdapat pijakan kaki "Sembilan Busur". Pijakan kaki itu merujuk pada semua musuh Mesir.
“Dengan mengistirahatkan kakinya di atas gambar Sembilan Busur, firaun mungkin secara simbolis menginjak-injak musuhnya setiap kali dia duduk,” ujar Wilkinson.
Mumi bayi Perempuan yang lahir mati
Makam Tutankhamun ingin menunjukkan bahwa ia adalah penguasa yang hampir seperti dewa dengan kekuatan yang tak tertandingi. Namun sayangnya, beberapa benda di dalamnya seakan mengingkari kedewaannya.
Baca Juga: Fakta dan Hoaks Kutukan Mumi Firaun Tutankhamun dan para Korbannya
Baca Juga: Berkat Bioarkeologi, Kita Bisa Bertatap Muka dengan Firaun Tutankhamun
Baca Juga: Era Tutmania, Bagaimana Firaun Tutankhamun Menguasai Budaya Pop?
Baca Juga: Benarkah Terompet Milik Firaun Tutankhamun Jadi Pemicu Perang Dunia?
Sebuah peti mati kayu kecil, dengan 2 peti mati kecil di dalamnya, berisi tubuh 2 bayi perempuan Tutankhamun yang lahir mati. Keduanya tidak hidup di luar rahim. Kematian mereka akan menjadi akhir dari garis keturunan Tutankhamun. Sang firaun meninggal pada usia 19 tahun sebelum menghasilkan ahli waris.
Tutankhamun bukanlah Tuhan atau dewa. Studi ilmiah modern terhadap mumi Tutankhamun menunjukkan bahwa dia memiliki gigi yang terlalu banyak dan bengkok, langit-langit mulut yang sumbing dan tengkorak yang memanjang. Ia juga menderita skoliosis, kaki yang kaku. Para ilmuwan berpendapat bahwa cacat tubuh yang diderita Tutankhamun merupakan akibat dari perkawinan sedarah.
Semua harta tersebut diharapkan cukup untuk menjadi bekal bagi Firaun Tutankhamun di alam baka.
Source | : | NY Post |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR