Salah satunya menggambarkan Tutankhamun yang sedang berburu sementara Ankhesenamun bersantai di tepi sungai. Sang ratu menyerahkan anak panah kepada raja.
Lukisan itu menunjukkan dataran hitam Lembah Nil yang kaya dengan ikan dan satwa liar. Namun penggambaran memiliki arti yang lebih dalam karena menembak dan membuahi adalah kata yang sama dalam bahasa Mesir. Maka, panah di dalam lukisan itu melambangkan lingga.
“Adegan itu merupakan sebuah metafora untuk hubungan seksual dan prokreasi," menurut Wilkinson.
Belati yang terbuat dari besi dan emas
Sebagian harta makam tersebar di empat ruangan yang ada di makam Tutankhamun. Namun beberapa di antaranya sangat berharga sehingga ditempatkan sangat dekat dengan sang firaun muda itu.
Artefak itu termasuk dua belati. Satu belati emas diselipkan di dalam pembungkus linen di pinggang Tutankhamun. Belati emas ini menandakan kekayaan besar firaun. Sedangkan belati besi disembunyikan di bungkus paha kanan firaun dan mewakili jangkauannya. “Besi adalah bahan yang sangat langka di Mesir. Belati besi ini simbol status pamungkas," tambah Wilkinson.
Hanya bangsawan saja yang memiliki emas dan besi di zaman Mesir kuno.
Hiasan dada dengan batu berwarna hijau
Makam Tutankhamun dipenuhi dengan perhiasan yang terbuat dari emas dan batu mulia. “Seperti cincin dalam jumlah yang besar, gelang, kalung, liontin, dan hiasan dada,” ungkap Wilkinson.
Salah satunya adalah hiasan dada yang dirancang seperti kumbang scarab. Di tengahnya ada satu batu hijau yang awalnya dianggap kalsedon semi mulia.
Penyelidikan lebih lanjut menunjukkan bahwa batu itu kemungkinan adalah pecahan kaca hijau. Kaca itu ditemukan di antara bukit pasir setinggi 100 meter di Laut Pasir Besar yang terpencil dan tidak dapat diakses.
Source | : | NY Post |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR