Nationalgeographic.co.id—Ketika diminta untuk menyebutkan nama ratu Mesir, nama Cleopatra langsung terbersit di benak. Cleopatra dikenal berkat hubungan romantisnya dengan Mark Antony dan Julius Caesar. Namun ia ternyata bukan satu-satunya ratu Mesir yang menyandang nama Cleopatra. Ternyata, ada lebih dari satu Cleopatra di Mesir kuno. Secara resmi, ada tujuh ratu yang memiliki nama Cleopatra dan menduduki takhta kerajaan Mesir kuno.
Dinasti Ptolemaik yang berkuasa di Mesir kuno
Diwariskan dari Ptolemaios I Soter, keluarga itu menjaga kemurnian garis keturunannya melalui perkawinan campuran.
Ini berarti, sebagian besar firaun 'menjaga keluarga' dengan menikahi saudara perempuan mereka. Sehingga, nama Ptolemaios dan Cleopatra didaur ulang tanpa henti.
Cleopatra menjadi nama yang populer bagi bangsawan Mesir kuno
Cleopatra, yang artinya kemuliaan ayah, merupakan nama populer untuk bangsawan wanita di Mesir kuno selama dinasti Ptolemaik.
Sebenarnya ada tujuh Cleopatra yang menjadi ratu Mesir kuno. "Cleopatra yang paling dikenal adalah Cleopatra VII, firaun terakhir Mesir kuno," tulis Cecilia Boogard di laman Ancient Origins.
Cleopatra VII sangat ahli dalam menggunakan propaganda untuk keuntungannya. Konon ia membuat bangsa Romawi bergidik ketika dia memiliki seorang putra dari Julius Caesar. Sang putra diberi nama Ptolemy Caesar, dijuluki Caesarion atau "Caesar kecil".
Lalu siapa saja Cleopatra lainnya yang juga berkuasa di Mesir kuno?
Cleopatra I
Cleopatra pertama menjadi Ratu Mesir pada tahun 193 Sebelum Masehi, melalui pernikahannya dengan Ptolemaios V. Ia adalah seorang putri dari Kekaisaran Seleukia. Pernikahannya berfungsi untuk menyegel Perdamaian Lysimacheia, mengakhiri perang dan konflik antara Suriah dan Mesir.
Perjanjian tersebut juga memastikan bahwa Mesir tetap netral selama pertempuran antara Suriah dan Romawi.
“Ia menjadi ratu pertama yang memerintah tanpa suami sebagai wali bersama untuk putranya, Ptolemaios VI,” ungkap Bogaard. Dua anaknya yang lain bernama Cleopatra II dan Ptolemaios VIII.
Cleopatra II
Ini adalah kisah ibu dan anak yang bermasalah. Menikah dengan Ptolemaios VI, Cleopatra II memerintah dari 175-116 Sebelum Masehi. Keempat anaknya adalah Ptolemaios Eupator, Cleopatra 3, Ptolemaios VII, dan Cleopatra Thea.
Ketika putrinya menikah dengan saudara laki-lakinya Ptolemeus VIII, dia memutuskan untuk mengusir mereka dari Mesir lewat perang saudara. Bertahun-tahun kemudian dia berdamai dengan kedua anaknya dan memerintah sampai akhir hayatnya.
Cleopatra III
Setelah kematian ibunya, Cleopatra III menggantikan kekuasaannya bersama suami dan anak-anaknya Ptolemaios IX Philometor Soter, Ptolemaios X Alexander 1, Cleopatra Selene, Cleopatra IV dan Cleopatra Tryphaena.
Dengan pemerintahan yang sangat bermasalah, dia terus-menerus berbalik melawan anak-anaknya sendiri. Pada akhirnya, sang ratu tewas dibunuh oleh salah satu anaknya.
Cleopatra IV
Putri Raja Ptolemaios VIII dan Cleopatra III, ia menikah dengan saudara laki-lakinya Ptolemaios IX Soter. Tetapi pernikahan itu tidak berhasil. Pasalnya, sang ibu, karena takut akan pengaruh yang mungkin dimiliki keduanya, memaksa putranya untuk menolaknya.
Ptolemaios IX akhirnya menikahi Cleopatra Selene yang lebih mudah untuk dipengaruhi.
Cleopatra IV kemudian meninggalkan Mesir dan menjadi permaisuri Suriah. Pada 108 Sebelum Masehi, Cleopatra III memimpin pemberontakan melawan putranya, memaksanya meninggalkan Mesir.
Cleopatra V
Ini adalah Cleopatra Selene, yang menikahi Ptolemaios IX atas perintah ibunya. Cleopatra V menikah tiga kali lagi dan semua suaminya tewas dalam pertempuran.
Pada 75 Sebelum Masehi, dia mencoba menjadikan putranya Antiokhus Asia sebagai raja Suriah. Namun upayanya tidak berhasil karena raja lokal Tigranes I mengalahkan pasukannya dan membunuhnya pada 69 Sebelum Masehi.
Cleopatra VI
Putri Cleopatra V dan Ptolemaios XII, dia adalah ibu dari Epiphanes IV, kakak perempuan Cleopatra yang sangat kita kenal. Hidupnya menjadi misteri bagi para peneliti. Pasalnya, setelah putrinya lahir pada tahun 69 Sebelum Masehi, ia menghilang dari catatan resmi.
Cleopatra VII
Yang terakhir, Cleopatra VII, adalah yang paling terkenal, berkat hubungan romantisnya dengan Julius Caesar dan Mark Antony.
Sepanjang masa pemerintahan, Cleopatra dan Ptolemaios memperebutkan tahta. Cleopatra VII berbagi tahta dengan kakaknya, Ptolemeus XIII, dengan banyak konflik antara saudara laki-laki yang juga menikah.
Baca Juga: Mengapa Penemuan Makam Cleopatra Bakal Mengubah Narasi Sejarah Kuno?
Baca Juga: Mark Antony, Jendral Romawi Kuno dan Romansa Tragis bersama Cleopatra
Baca Juga: Bak Benang Kusut, Teka-teki Kematian Cleopatra yang Belum Terpecahkan
Baca Juga: Parfum Cleopatra Telah Diciptakan Kembali oleh Ilmuwan, Baunya Pedas!
Baca Juga: Makam Megah Putri Cleopatra dari Kerajaan Mauretania di Aljazair
Selama perang saudara yang diakibatkan oleh konflik besar antara keduanya, Cleopatra VII bertemu Julius Caesar, merayunya. Ia berhasil menyingkirkan Ptolemaios dari tahta dengan menenggelamkannya di Sungai Nil selama perang.
Setelah ia bunuh diri pada 31 Sebelum Masehi, Mesir menjadi wilayah Kekaisaran Romawi.
Meskipun banyak dari mereka memiliki nama yang sama, klan Cleopatra dan Ptolemaios cukup kejam. “Dinasti mereka ditandai dengan perebutan kekuasaan antar keluarga yang tiada henti,” ujar Bogaard.
Bahkan hingga Cleopatra terakhir, tren biadab itu terus dilanjutkan. Ia dipercaya telah mengambil bagian dalam pembunuhan tiga saudara kandungnya. Sebuah akhir yang menyedihkan bagi klan yang ingin menjaga kemurnian garis keturunan.
Source | : | History Extra,Historical Eve,Ancient Origins |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR