Nationalgeographic.co.id—Tujuh puluh tahun yang lalu, di sore hari tanggal 15 Agustus 1952, badai dengan intensitas tropis menurunkan hujan dalam jumlah besar di Exmoor yang sudah jenuh air.
Banjir bandang mengalir ke anak sungai West dan East Lyn Rivers. Air itu dipenuhi dengan pepohonan, batu besar, dan puing-puing lainnya, suara dinding airnya yang runtuh seperti guntur di desa Lynmouth di pantai Devon Utara.
Bencana tersebut menewaskan 34 orang, membuat 420 orang kehilangan tempat tinggal, menghancurkan atau merusak lebih dari seratus bangunan dan 28 jembatan, sekaligus menyapu 38 mobil ke tengah laut.
Nampaknya, Inggris telah mengalami sejumlah bencana banjir yang mengerikan sepanjang sejarah mereka. Elinor Evans merangkumnya kepada History Extra dalam artikelnya berjudul Britain’s flood disasters: a brief history terbitan 14 Agustus 2022.
Lebih lawas lagi, pada abad ke-13, tepatnya pada tanggal 13 dan 14 Desember 1287, gelombang badai yang sangat besar di Laut Utara menewaskan ratusan orang di pantai timur Inggris.
"Norfolk, salah satu kota Inggris yang paling parah terkena dampaknya. Di biaranya, air naik lebih dari satu kaki di atas altar yang tinggi," tambahnya.
Berbeda dengan banjir yang pernah terjadi di Bristol pada abad ke-17, tepatnya di tahun 1607 yang menelan korban lebih tinggi. Sedikitnya 2.000 orang tewas dalam bencana alam ini.
"Lebih parah, rumah dan seluruh desa tersapu, tampaknya disebabkan oleh kombinasi yang tidak biasa dari gelombang pasang tinggi dan badai darat yang parah," imbuh Evans.
Kehancuran di sepanjang pantai barat daya Inggris dan khususnya South Wales sangat luas. Tanda pahatan di dinding menunjukkan bahwa air naik hingga ketinggian hampir delapan meter di Gereja di Kingston Seymour dekat Weston-super-Mare.
Satu abad berselang, dalam badai hebat yang terjadi pada tanggal 7 Desember 1703, topan yang mengerikan (dianggap hari ini sebagai badai kategori 2) menyebabkan kehancuran yang sangat dahsyat.
Tercatat, hingga 15.000 jiwa diperkirakan telah meninggal karena bencana ini, sebagian besar terseret ke laut. Ratusan orang yang tetap berada di darat, tenggelam dalam banjir bandang ini.
Source | : | History Extra |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR