Pengujian dilakukan menggunakan cokelat hitam merek mewah pada permukaan seperti lidah 3D buatan yang dirancang di University of Leeds. Para peneliti menggunakan teknik analitik dari bidang teknik yang disebut tribologi untuk melakukan penelitian, termasuk pencitraan in situ.
Tribologi adalah tentang bagaimana permukaan dan cairan berinteraksi, tingkat gesekan di antara keduanya, dan peran pelumasan: dalam hal ini, air liur atau cairan dari cokelat. Semua mekanisme itu terjadi di mulut saat cokelat dimakan.
Baca Juga: Teknik Fisika di Balik Pembuatan Cokelat Terbaik Berusia 140 Tahun
Baca Juga: Aztec Percaya, Manisnya Cokelat Adalah Karunia dari sang Dewa
Baca Juga: Peneliti: Cokelat Lebih Ampuh Mengobati Batuk Dibanding Obat-obatan
Saat cokelat bersentuhan dengan lidah, ia melepaskan lapisan lemak yang melapisi lidah dan permukaan lain di dalam mulut. Lapisan lemak inilah yang membuat cokelat terasa halus selama berada di dalam mulut.
"Dengan pemahaman tentang mekanisme fisik yang terjadi saat orang makan cokelat, kami percaya bahwa generasi cokelat berikutnya dapat dikembangkan, yang menawarkan rasa dan sensasi cokelat tinggi lemak tetapi merupakan pilihan yang lebih sehat," kata Siavash Soltanahmadi, dari School of Food Science and Nutrition di Leeds dan peneliti utama dalam studi tersebut.
“Penelitian kami membuka kemungkinan bahwa produsen dapat merancang cokelat hitam secara cerdas untuk mengurangi kandungan lemak secara keseluruhan.
Mereka juga percaya cokelat hitam dapat diproduksi dalam arsitektur berlapis gradien dengan lemak yang menutupi permukaan cokelat dan partikel untuk menawarkan pengalaman memanjakan diri yang diinginkan tanpa menambahkan terlalu banyak lemak di dalam tubuh cokelat.
Para peneliti yakin teknik fisik yang digunakan dalam penelitian ini dapat diterapkan pada penyelidikan bahan makanan lain yang mengalami perubahan fase, tempat suatu zat diubah dari padat menjadi cair, seperti es krim, margarin, atau keju.
Source | : | Leeds University,ACS Applied Materials and Interface |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR